CONTOH PENELITIAN MINI

KEBIJAKAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGIMPLEMENTASI

GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) DI SDN

PERCONTOHAN SUNGAI PENUH







PENELITIAN MINI







Diajukan Sebagai Tugas untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Rangka

Memperoleh Gelajar Megister Pendidikan (M.Pd)

di IAIN Kerinci


























































Oleh :




MUHAMMAD AMIN

Nim. 211.017.046
















PROGRAM PASCA SARNA

PROGRAM STUDI PAI FOKUS KAJIAN PENDIDIKAN

KARKATER INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) KERINCI

1440H/2018 M

BAB I

PENDAHULUAN







A. Latar Belakang Masalah

Di dalam Sejarah mencatat bahwa peradaban umat manusia menunjukkan bahwa bangsa yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia. Keberliterasian dalam konteks ini bukan hanya masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan juga yang lebih penting, bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan kesejahteraan dunia. Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif sehingga dapat memenangi persaingan global.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat. Penumbuhan budi pekerti, minat baca anak perlu dipupuk sejak usia dini mulai dari lingkungan keluarga. Minat baca yang tinggi, didukung dengan ketersediaan bahan bacaan yang bermutu, yang dapat mendorong pembiasaan membaca, baik di sekolah maupun di masyarakat.

Untuk membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat), sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. GLN diharapkan menjadi pendukung keluarga, sekolah, dan masyarakat mulai dari perkotaan sampai ke wilayah terjauh untuk berperan aktif dalam menumbuhkan budaya literasi

Perhatian Pemerintah di dalam menanggapi permasalahan di dunia pendidikan saat sekarang ini begitu serius, seperti usaha yang dilakukan oleh pemerintah dapat kita lihat dan kita rasakan dalam bentuk berbagai kebijakan yang dilakukan diantaranya perubahan kuriklum dari KTSP 2006 menjadi Kurikulum 2013, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) No 87 tahun 2017, kesejahteraan guru melalui sertifikasi yang telah diatur dalam Permendikbud No.37 tahun 2017 serta adanya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), disamping itu juga sarana-prasarana yang selalu mengalami perubahan dan peningkatan dan yang tak kalah pentinya lagi adanya program gerakalan literasi sekolah (GLS). Kesemuan kebijakan yang dilakukan tak lain mempunyai satu tujuan yakni tujuan nasional seperti apa yang telah ditetapkan di dalam UUD No.20 tahun 2003 yakni mengembangkan potensi yang ada dalam peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak yang Mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang bertanggung jawab.

Lembaga pendidikan sekolah salah satu tempat pembentukan karakter gemar membaca, tentunya semua hal juga akan berpengaruh dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, serta harus saling memperkuat dan saling memperkokoh dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.

Begitu juga halnya dengan SDN No. 059/XI Koto Pudung, sudah melaksanakan kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), kebijakan kepala sekolah terhadap literasi ini disebabkan oleh faktor minat baca anak di SDN No.059/XI Koto Pudung lemah. Maka atas dasar tersebut kegiatan literasi dianggap salah satu cara untuk menumbuhkan minat baca anak agar senang untuk membacaa buku bacaan yang berkaitan dengan pelajaran.




B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk implementasi kebijakan kepala sekolah terhadap Gerakan Literasi Sekolah

2. Bagaimana upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kebijakan Gerakan Literasi Sekolah di SDN No.059/XI Koto Pudung

3. Apa Faktor penghambat dan pendukung dalam pengimplementasi gerakan literasi sekolah di SDN No.059/XI Koto Pudung







C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus dan rumusan pertanyaan penelitian di atas, maka secara umum yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan kebijakan kepala sekolah tentang Pengimplementasian Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah di SDN 059/XI Koto Pudung.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pengimplementasian Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SDN 059/XI Koto Pudung.




D. Manfaat Penelitian

Melihat dari tujuan-tujuan dari penelitian di atas dan tentunya mengharapkan tujuan tersebut bisa tercapai dengan baik maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai menambah wawasan tentang kebijakan kepala sekolah tentang implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SDN No.059/XI Koto Pudung.







E. Lingkup Penelitian

Untuk lebih terarahnya pembahasan dari proposal mini ini dan nantinya diharapkan tidak terjadi tumpang tindih atau kajian yang terlalu luas dalam proposal ini, maka penulis membatasi lingkup penelitian ini adalah :

1. Kebijakan Kepala Sekolah dalam Mengimplementasikan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SDN No.059/XI Koto Pudung

2. Pendeskripsian faktor penghambat dan pendukung pengimeplementasi Gerakan Literasi Sekolah di SDN No.059/XI Koto Pudung.






BAB II

LANDASAN TEORI







1.1 Pengertian Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

1.2 Faktor Penghambat dan Pendukung Gerakan Literasi Sekolah

1.3 Macam-Macam Literasi Sekolah

1.4 Literasi Membaca



BAB III

METODE PENELITIAN




A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2012: 6) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Melihat hal ini, penulis merasa melalui pendekatan kualitatif diharapkan terungkapnya gambaran mengenai permasalahan yang penulis bahas pada tesis ini. Penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) (Beni Ahmad Saebani, 2013: 147). Dengan penelitian ini yang sifatnya alamiah ini, diharapkan penulis bisa mendapatkan gambaran mengenai dari implementasi karakter disiplin dan sportivitas yang penulis butuhkan dalam melakukan penelitian ini.

Penelitian yang berjudul implementasi karakter disiplin dan sportivitas dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) kelas XI di SMA Negeri 1 Sungai Penuh ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang dihasilkan berupa kata-kata. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan gambaran secara terperinci bagaimana implementasi karakter disiplin dan sportivitas dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) pada kelas XI di SMA Negeri 1 Sungai Penuh.

B. Setting Penelitian

Setting adalah suatu keadaan dimana subjek itu berdomisili yang mempengaruhi kegiatan, keadaan yang berhubungan dengan perilaku subjek. (Sugiyono, 2012: 78).

Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sungai Penuh, dimana SMA ini merupakan salah satu SMA di Kota Sungai Penuh yang favorit dan merupakan sekolah yang memiliki banyak peminat.

Alasan penulis memilih Sekolah SMA Negeri 1 Sungai Penuh sebagai setting penelitian adalah: Pertama, SMA Negeri 1 Sungai Penuh ini merupakan sekolah yang dekat dengan tempat tinggal penulis, sehingga memudahkan penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut. Kedua, Proses Pembelajaran PJOK di SMA ini sudah berupaya dan mengutamakan pembentukan karakter siswa. Ketiga, penulis adalah alumni dari SMA Negeri 1 sungai penuh sehingga memudahkan untuk mendapatkan izin penelitian di sekolah ini. Keempat, di SMA Negeri 1 Sungai Penuh ini belum ada penelitian dalam hal implementasi karakter disiplin dan sportivitas dalam pembelajaran PJOK.







C. Informan Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik penentuan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini misalnya narasumber merupakan pihak yang paling tahu mengenai apa yang ingin kita ketahui, atau pihak yang memudahkan peneliti menjelajahi objek/ situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2010: 300).

1. Informan

Informan adalah orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau keterangan-keterangan sesuai dengan masalah yang diteliti. Di dalam penelitian kualitatif, informan ini disebut reponden. Menurut Sutopo (2002:50)” Dalam penelitian kualitatif, posisi narasumber sangat penting, sebagai individu yang memiliki informasi”. Peneliti dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi narasumber bisa lebih memiliki arah dan selera dalam menyajikan informasi yang narasumber miliki . Sumber data yang berupa manusia dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan dari pada sebagai responden. Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkapkan permasalahan penelitian. Yang dimaksud dengan informan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah (1 orang), Guru PJOK (2 orang), Siswa Kelas XI MIPA (6 orang) SMAN 1 Sungai Penuh.







2. Key Informan

Yaitu orang yang dianggap dapat memberikan keterangan-keterangan yang merupakan nara sumber utama dalam hal ini yang dimaksud dengan key informan adalah Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) SMA Negeri 1 Sungai Penuh.

3. Arsip dan Dokumen

Menurut sutopo (2002:54) mengemukakan bahwa “Dokumen adalah bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu, sedangkan arsip merupakan catatan rekaman yang bersifat formal dan terencana dalam organisasi”. Dalam penelitian ini, Sumber data yang berupa peristiwa atau suasana adalah setiap peristiwa atau suasana yang terkait dengan aktivitas siswa yang terdiri dari perilaku yang nampak selama proses pembelajaran sehubungan dengan implementasi karakter displin dan sportivitas melalui pembelajaran PJOK di SMA Negeri 1 Sungai Penuh. Sumber data yang berupa dokumen adalah dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini, yang akan berfungsi sebagai indikator dan produk komitmen subjek penelitian. Dengan demikian, dokumen ini akan terkait dengan keseluruhan subjek penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik yang dilakuakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode Miles and Huberman (Sugiyono, 2011:246).

1. Observasi

Menurut Cresswel (2012) observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat-baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur (misalnya, dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang memang diketahui oleh peneliti) aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian. Para peneliti kulitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai nonpartisipan hingga partisipan utuh.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat pembelajaran PJOK yang dilaksanakan guru selama ini, pengembangan silabus dan penyusunan RPP, model dan pendekatan pembelajaran yang sering digunakan guru dalam mengajar, pengetahuan dan implementasi kebijakan pendidikan karakter melalui mata pelajaran. Selain itu observasi dalam penelitian ini juga akan melihat proses implementasi karakter disiplin dan sportivitas dalam pembelajaran PJOK.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2014:186). Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara mendalam (in-depth interview). Namun disini peneliti memilih melakukan wawancara mendalam. Wawancara mendalam yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi secara lisan melalui tanya jawab, yang berhadapan langsung dengan sejumlah informan yang dapat memberikan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi.

Wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru dimaksudkan untuk mencari informasi mengenai kebiasaan dan keteladanan yang dilakukan guru, penggunaan media ataupun cara guru dalam mengenalkan dan menanamkan displin dan sportivitas kepada siswa melalui mata pelajaran PJOK. Wawancara peneliti dengan kepala sekolah ditujukan untuk mencari data mengenai situasi dan kondisi lingkungan sekolah, serta cara implementasi karakter disiplin dan sportivitas siswa yang dilakukan oleh guru. Wawancara peneliti dengan siswa ditujukan untuk mencari data mengenai perwujudan sikap disiplin dan sportivitas siswa.

3. Dokumentasi

Menurut (Basrowi dan Suwandi, 2008: 158) metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan.

Dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran profil sekolah terkait dengan upaya sekolah dalam mengimplementasikan karakter disiplin dan sportivitas peserta didik melalui pembelajaran PJOK,dan dalam hal ini juga peneliti akan mendokumentasikan berupa dokumen Silabus dan RPP mata pelajaran PJOK.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2011: 222) menerangkan bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalididasi “ meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik. Yang melakukan validasi adalah peneliti itu sendiri melalui evaluasi diri terhadap pemahaman bidang yang diteliti.

Untuk memperoleh data penelitian, peneliti menggunakan instrumen yang ditunjukan kepada responden.

F. Analisa Data

Patton yang dikutip oleh Beni Ahmad Saebani menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur, urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Beni Ahmad Saebani, 2013: 106).

Menurut Bogdan Sugiyono, (2006: 334), analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Miles dan Huberman, (1992: 15-20) menyatakan bahwa data yang diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi data), data dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Aktivitas analisis data digambarkan seperti di bawah ini:

Jadi bisa disimpulkan bahwa analisa data adalah bermaksud mengorganisasikan data. Dalam penelitian kualitatif seperti yang penulis lakukan bahwa analisa data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data yang diperoleh dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktifitas penyajian data serta menyimpulkan data.



















Sumber: Sugiyono (2009: 338)

Gambar 2. Komponen dalam analisis data (model interaktif)

Menurut Nasution Sugiyono: (2009:205) analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut:

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan (Andi Prastowo, 2012: 242). Pada tahap ini, peneliti merangkum data-data yang diperoleh dari lapangan secara teliti dan rinci, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskannya pada hal-hal yang penting, dan membuang hal-hal yang tidak berkaitan dengan fokus penelitian. Hal ini memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya mengenai implementasi karakter disiplin dan sportivitas.

3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teks yang bersifat naratif.

4. Penarikan Kesimpulan atau verifikasi

Langkah selanjutnya dalam analisis data yaitu membuat kesimpulan akhir. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung.

G. Keabsahan Data

Untuk mengetahui keabsahan data dalam rangka membuktikan kesesuaian data penelitian dengan kenyataan di lapangan, peneliti menggunakan peningkatan ketekunan, teknik triangulasi sumber dan mengadakan membercheck Sugiyono (2011:268).

a. Peningkatan Ketekunan / Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjagan keikutsertaan berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian, sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai (Lexy. J Meleong, 2012:327). Kehadiran peneliti dalam setiap tahap penelitian akan membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Peneliti bersama responden dilapangan membantu peneliti memahami responden, memahami makna-makna PJOK, makna symbol dan berbagai makna lainnya yang terlihat di SMA Negeri 1 Sungai Penuh. Peneliti melakukan cek ulang setiap tanggapan atau respon yang didapatkan, sehingga kesalahan mendapat tanggapan atau respon, responden berdusta bahkan kesengajaan untuk menipu penelitian dapat dihindari, karena peneliti memiliki waktu yang cukup untuk melakukan periksa ulang. Artinya peneliti melakukan perpanjangan waktu dilapangan sehingga banyak hal yang dapat dipelajari dan akan lebih besar kepercayaan yang diperoleh, sehingga mempermudah pengamatan .

b. Triangulasi

Peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk memperoleh keabsahan data. Teknik triangulasi menurut Moleong merupakan sesuatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Andi Prastowo, 2012: 269). Teknik triangulasi yang dilakukan oleh peneliti adalah triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara melakukan pengecekan kredibilitas data yang dilakukan dengan memeriksa data yang didapatkan melalui beberapa sumber. Pengujian kredibilitas data tentang implementasi karakter disiplin dan sportivitas melalui pembelajaran PJOK pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sungai Penuh, pengumpulan dan pengujian data yang diperoleh dilakukan kepada guru dan siswa kelas XI, serta kepala sekolah. Data-data tersebut dideskripsikan menurut temuan yang sama atau berbeda dari ketiga sumber data tersebut.

Triangulasi teknik pengumpulan data dilakukan peneliti dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama, namun dengan teknik yang berbeda. Peneliti melakukan pengumpulan data mengenai implementasi karakter disiplin dan sportivitas melalui pembelajaran PJOK di SMA Negeri 1 Sungai Penuh melalui teknik observasi. Data-data yang diperoleh peneliti dengan teknik observasi tersebut akan dicek kembali melalui teknik wawancara dan dokumentasi.

Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan informasi melalui observasi dalam waktu yang berbeda. Uji kredibilitas ini dilakukan secara berulang-ulang sampai ditemukan kepastian datanya.

Hasil akhir dari proses penelitian di lapangan dibuat dan dilaporkan oleh peneliti dalam bentuk teks yang bersifat deskriptif mengenai implementasi karakter disiplin dan sportivitas melalui pembelajaran PJOK di SMA Negeri 1 Sungai Penuh. Hasil akhir tersebut merupakan kesimpulan yang berisi data-data yang telah dianalisis selama peneliti melakukan penelitian di lapangan.

c. Diskusi dengan Teman Sejawat

Diskusi dengan teman sejawat sangat diperlukan untuk mempertajam daya analitik penelitian. Kelemahan-kelemahan dalam seluruh proses penelitian akan dapat diketahui untuk di telaah kemungkinan solusinya yang terbaik. Disamping itu diskusi sejawat bermanfaat untuk kemantapan rencana dan proses penelitian. Sehingga penulis dapat melakukan penelitian dengan keyakinan lebih penuh, guna mempermudah terungkapnya data-data dan informasi yang dibutuhkan di lapangan.









BAB IV

HASIL PENELITIAN










DAFTAR PUSTAKA










Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Proyek pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, Pelita V, Tahun 1986/1987




Departemen. Pendidikan dan Kebudayaan. RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1989




Darajat, Zakiyah, Dr. (1992) Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.




Hadi, Sutrisno, Metodologi research, Penerbit fak.Psychologi Universtiras Gajah Mada, Yogyakarta, 1978.




Noor, Syakirman, M, (2001), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Dan Tesis Untuk Ilmu-Ilmu Keislaman), Kopertais

Wilayah VI Sumatera Barat dan Kerinci.




Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam ( IPI ), Bandung : Pustaka setia, 1997.

Undang-Undang Dasar 1945, BP-7 Pusat, 1990.

0 comments :

About us

Common

Category

FAQ's

Category

FAQ's

© 2011-2014 Guru Sekolah Dasar. Designed by Bloggertheme9. Powered By Blogger | Published By Blogger Templates .