Monday, December 25, 2017

HUBUNGAN KEPRIBADIAN MANUSIA DENGAN KARAKTER

OKE MHD AMIN     December 25, 2017    

Hubungan Kepribadian Manusia dengan Karakter

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari perilaku baik dan beraklak mulia sangat diperlukan oleh semua pihak. Mulai dari masyarakat yang menilai maupun pihak yang melakuka
Pembentukan Karakter adalah salah satu progam yang digencarkan oleh dinas pendidikan mulai dari pelatian pramuka sampai pelatian pendidikan . Karakter sangat diperlukan oleh remaja dalam menempuh kehidupan yang akan datang dengan karakter remaja dapat menafsirkan akan jadi apa dia di masa yang akan datang. Remaja memerlukan karakter yang positif dalam kehidupan agar dapat memiliki perilaku yang baik pula. Makalah ini akan membahas hubungan kepribadian manusia dengan karakter.
B. Definisi Kepribadian dan Karakter
1. Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas dan juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang sedang di hadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya.
Adapun pengertian kepribadian menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Menurut, Theodore R. Newcombe – Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
b. Lalu menurut, Yinger – Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
c. Sedangkan menurut, Cuber – Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
2
d. Dan menurut, M.A.W Bouwer – Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini & sikap-sikap seseorang.1
2. Karakter
Karakter merupakan unsur pokok dalam diri manusia yang dengannya membentuk karakter psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda.
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti "to mark" (menandai) dan memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu, seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara seoarang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitanya dengan personality (kepribadian) seseorang. Seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character) apabila perilakunya sesuai dengan kaidah moral.2
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Adapun yang dimaksud berkarakter adalah berkepribadian, beperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Sebagian menyebutkan karakter sebagai penilaian subjektif terhadap kualitas moral dan mental, sementara yang lainya menyebutkan karakter sebagai penilaian subjektif terhadap kualitas mental saja, sehingga upaya mengubah atau membentuk karakter hanya berkaitan dengan stimulasi terhadap intelektual seseorang.
Karakter merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pemikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.3
1 http://www.pengertianku.net/2014/06/pengertian-kepribadian-secara-umum.html di Akses senin jam 10.00 tanggal 4 september 2017.
2 Zubaedi, "Desain Pendidikan Karakter", (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2012, Cet.2, Hal. 12).
3 Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter: Konsep Dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
3
Dari pendapat diatas dipahami bahwa karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif, bukan netral. Jadi orang berkarakter adalah orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu) positif.
C. Aspek-Aspek Kepribadian
Abin Syamsuddin mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
1. Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2. Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen
4. Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.4
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :
➢ Ciri-Ciri Kepribadian Sehat:
1. Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
2. Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
4 https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/04/kepribadian-individu/ di Akses senin jam 10.30 tanggal 4 september 2017.
4
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
4. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
5. Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
7. Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
8. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
9. Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
10. Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
11. Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)
➢ Ciri-Ciri Kepribadian Tidak Sehat
1. Mudah marah (tersinggung)
2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
3. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
5
4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
5. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
6. Kebiasaan berbohong
7. Hiperaktif
8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
9. Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
10. Sulit tidur
11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
12. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
13. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
14. Pesimis dalam menghadapi kehidupan
15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
➢ Kepribadian Dewasa
Mendengar kata dewasa, mungkin yang terbetik dibenak kita adalah tua, sikap dewasa seseorang tidak bisa diukur dari usia. Orang tua pasti dewasa, belum tentu. Berikut ciri khas Kepribadian Dewasa diantaranya:
1. Diam Aktif (Menahan Diri)
Yaitu kemampuan untuk menaham diri dalam berkomentar. Orang yang memiliki kedewasaan dapat dilihat dari sikap dan kemampuannya dalam mengendalikan lisannya dari perkataan dusta, perkataan sia-sia, komentar spontan dan celetukan, kata-kata yang berlebihan, keluh kesah niat riya dan ujub, kata yang menyakiti orang lain. Lihat saja seorang anak kecil, apa yang dia lihat biasanya selalu dikomentari. Sedangkan orang tua yang kurang dewasa sering mengomentari semau hal. Orang yang dewasa itu senantiasa bertafakur, senantiasa merenungkan dan memohon dibukakan pintu hikmah kepada Allah, Subhanalloh. Seseorang yang pribadinya matang dan dewasa bisa dilihat dari komentar-komentarnya, makin terkendali Insya Allah akan semakin matang.
2. Empati
Ciri kedewasaan selanjutnya dapat dilihat dari Empati. Anak-anak biasanya belum dapat meraba perasaan orang lain, orang yang bertambah umurnya tetapi tidak dapat meraba perasaan orang lain berarti belum dapat disebut dewasa.
6
Kedewasaan seseorang dapat diligat dari keberanian melihat dan meraba perasaan orang lain. Semakin orang hanya mementingkan perasaannyasaja maka akan semakin tidak bijaksana. Semakin orang bisa meraba penderitaan orang lain, Insya Allah akan semakin bijak. Semakin mampu memahami dan menerima kekurangan orang lain, maka semakin dewasa. Percayalah tidak akan bijaksana dan dewasa orang yang hidupnya hanya memikirkan perasaan sendiri.
3. Hati-Hati
Orang yang dewasa, cirinya hati-hati, dalam bertindak. Orang yang dewasa benar-benar berhitung tidak hanya dari benda, tapi dari waktu ; tiap detik, tiap tutur kata, dia tidak mau jika harus menanggung akibat karena salah dalam mengambil sikap. Orang yang bersikap atau memiliki kepribadian dewasa dapat dilihat dalam kehati-hatian memilih kata yang syarat akan makna, mengambil keputusan dengan tepat, mengambil sikap terbaik, karena orang yang tidak dewasa cenderung untuk bersikap seroboh.
4. Sabar
Ciri orang yang dewasa adalah sabar, dengan situasi sesulit apapun seorang yang dewasa akan lebih tenang, mantap dan stabil. Seorang yang cepat ,arah, tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu menunjukan bahwa dirinya belum siap melakukan dan menerima sesuatu dengan baik. Muslim/muslimah yang dewasa, selalu sabat menerima ketentuan dari Allah, selalu sabar dalam menghadapi segala ujian. Belum bisa dikatakan dewasa seseorang yang belum mampu mengendalikan emosinya dan memelihara sikap sabarnya.
5. Amanah
Seseorang yang dewasa benar-benar mempunya sikap yang amanah, memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab. Untuk melihat kedewasaan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya bertanggungjawab, sebagi contoh; seorang ayah dapat dinilai bertanggung jawab atau tidak yaitu dalam cara menvari nafkah yang halal dan mendidik anak istrinya? Bukan masalah kehidupan dunia, yang menjadi masalah mampu tidak mempertanggungjawabkan anak-anak ketika pulang ke akherat nanti? Ke surge atau beraka? Oleh karena itu ornang tua harus bekerja keras untuk menjadi jalan kesuksesan anak-anaknya di dunia dan akherat. Seorang guru bertanggungjawab terhadap ilmu yang diberikan kepada muridnya, seorang pelajar bertanggungjawab dengan ilmu yang diperolehnya.
7
Seorang anak bertanggung jawba atas kepercayaan yang diberikan orang tuanya. Jika semua bertanggung jawab maka tidak aka nada permusuhan. Saudaraku, tidak cukup merasa bangga dengan menjadi tua, mempunyai kedudukan, jabatan, karena semua itu sebenarnya hanyalah semu, bukan tanda prestasi. Prestasi itu adalah ketika kita semakin matang, dan semakin dewasa. Menahan diri, selalu berempati terhadap orang lain, hati-hati dalam bertindak, senantiasa sabar, amanah dan bertanggung jawab adalah bukti seorang mukmin yang mempunyai pribadi dewasa.5
D. Dinamika Kepribadian
Pada dasarnya manusia adalah makhluk biologis. Oleh karena itu manusia cenderung untuk mencari kenikmatan dan menghindari ketidaknikmatan. Dinamika kepribadian manusia dalam mencapai tujuan hidupnya dipengaruhi oleh instinct dan berbagai refleks yang dibawanya sejak lahir.
1. Sikap
Di dalam pergaulan sehari-hari kata “sikap” sering kali digunakan dalam arti yang salah atau kurang tepat. Sikap atau yang dalam bahasa inggris disebut attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecendrungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Bagaimana reaksi seseorang jika ia terkena sesuatu rangsangan baik mengenai orang, benda-benda, ataupun situasi-situasi yang mengenai dirinya.
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.
Sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari. Sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami pembahan.
5 http://uai.ac.id/2013/05/24/pribadi-dewasa/ di Akses senin jam 11.15 tanggal 4 september 2017.
8
Sikap mengandung aspek evaluatif: artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.6
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
2. Sifat
Kata “sifat” (traits) dalam istilah psikologi, berarti ciri-ciri tingkah laku yang tetap (hampir tetap) pada seseorang. Untuk mengetahui sifat-sifat seseorang yang sebenarnya, memerlukan waktu dan proses pergaulan yang lama, disamping pengetahuan psikologi sebagai dasarnya. Tergesa-gesa menentukan sifat tertentu pada seseorang adalah suatu perbuatan yang ceroboh dan sering kali menimbulkan salah terka.7
Secara sederhana, sifat merupakan ciri-ciri tingkah laku atau perbuatan yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri seperti pembawaan, minat, konstitusi tubuh, dan cenderung bersifat tetap/stabil.
3. Temperamen
Temperamen adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk juga mudah-tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini bergantung pada faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari keturunan.
Temperamen adalah konstitusi psikis yang berhubungan dengan konstitusi jasmani. Tempramen adalah sifat-sifat jiwa yang sangat erat hubungannya dengan konstitusi tubuh. Yang dimaksud konstitusi tubuh disini ialah keadaan jasmani seseorang yang terlihat dalam hal-hal yang khas baginya, seperti keadaan darah, pekerjaan kelenjar, pencernaan, pusat saraf, dan lain-lain.8
6 http://kopite-geografi.blogspot.co.id/2013/05/sikap-sifat-temperamen-watak-dan.html/ di Akses senin jam 11.30 tanggal 4 september 2017.
7 Ibid di Akses senin jam 11.30 tanggal 4 september 2017.
8 Ibid di Akses senin jam 11.30 tanggal 4 september 2017.
9
Temperamen lebih merupakan pembawaan dan sangat dipengaruhi/ tergantung pada konstitusi tubuh. Oleh karena itu temperamen sukar diubah atau didik; tidak dapat dipengaruhi oleh kemauan atau kata hati orang yang bersangkutan. Contohnya si A memiliki kemampuan melawak yang sangat dikagumi, karena ia memiliki tipe tubuh dan raut muka yang sedemikian rupa, sehingga baru saja melihat mimiknya orang sudah ingin tertawa.
4. Watak
Watak adalah struktur batin manusia yang tampak pada kelakuan dan perbuatannya, yang tertentu dan tetap. Ia merupakan ciri khas dari pribadi orang yang bersangkutan. Allport beranggapan bahwa watak (character) dan kepribadian (personality) adalah satu dan sama, akan tetapi, dipandang dari segi yang berlainan. Kalau orang hendak mengadakan penilaian (jadi mengenakan norma), maka lebih tepat dipakai istilah “watak”; tapi kalau bermaksud menggambarkan bagaimana adanya (jadi tidak melakukan penilaian) lebih tepat dipakai istilah “kepribadian.”9
Jadi watak bisa kita katakan keadaan jiwa yang tetap, tempat semua perbuatan, kemauan ditetapkan/ditentukan oleh prinsip-prinsip yang ada dalam alam kejiwaan, terbukti dalam kemauan dan perbuatannya.
E. Kesehatan Mental
Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene. Kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti kejiwaan. Kata mental memiliki persamaan makna dengan kata psyche yang berasal dari bahasa Latin yang berarti psikis atau jiwa. Hygiene berasal dari bahasa Inggris yang berarti kesehatan. Mental hygiene berarti kesehatan mental.10
Menurut beberapa ahli mendefenisikan kesehatan mental, sebagai berikut:
a) Kesehatan mental adalah bebas dari gejala-gejala penyakit jiwa dan gangguan kejiwaan dengan cara aktif, luas, lengkap tidak terbatas; ia berhubungan dengan kemampuan orang untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat lingkungannya, hal itu membawanya kepada kehidupan yang sunyi dari kegoncangan dan penuh vitalitas.
b) Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan
9 Ibid di Akses senin jam 11.30 tanggal 4 september 2017.
10 http://ayoindonesiamengkonseling.blogspot.co.id/2015/11/makalah-kesehatan-mental-ciri-ciri.html/di Akses selasa jam 10.10 tanggal 5 september 2017.
10
dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimana dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat.
c) Kesehatan mental identik dengan akhlak mulia yang didefinisikan sebagai keadaan jiwa yang menyebabkan merasa rela (ikhlas) dan tenteram ketika ia melaksanakan akhlak yang mulia.
d) Kesehatan mental adalah terhinarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyekit jiwa (psychose) dan merupakan kemempuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup. Kesehatan mental juga berarti terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk melengkapi problem-problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.11
Berbagai pendapat diatas menunjukkan bahwa kesehatan mental adalah kondisi kejiwaan yang terbebas dari gangguan-gangguan mental. Kesehatan mental muncul dari kemampuan seseorang untuk menjaga, bertahan, dan meningkatkan ketahanan mentalnya dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan.
Karakteristik pribadi yang sehat mentalnya juga dijelaskan pada tabel sebagai berikut:12
11 Ibid di Akses selasa jam 10.10 tanggal 5september 2017
12 http://nadiarahma10.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-dan-karakteristik-kesehatan.html/di Akses selasa jam 10.20 tanggal 5 september 2017.
ASPEK PRIBADI
KARAKTERISTIK
Fisik
Perkembangannya normal
Berfungsi untuk melakukan tugas-tugasnya
Sehat, tidak sakit-sakitan
Psikis
Respek terhadap diri sendiri dan orang lain
Memiliki Insight dan rasa humor
Memiliki respons emosional yang wajar
Mampu berpikir realistik dan objektif
Terhindar dari gangguan-gangguan psikologis Bersifat kreatif dan inovatif Bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif
11
Uraian diatas, menunjukan ciri-ciri mental yang sehat, sedangkan yang tidak sehat cirinya sebagai berikut:
1. Perasaan tidak nyaman (inadequacy)
2. Perasaan tidak aman (insecurity)
3. Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence)
4. Kurang memahami diri (self-understanding)
5. Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial
6. Ketidakmatangan emosi
7. Kepribadiannya terganggu
8. Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf
F. Karakter Sebagai Pembentuk Kepribadian Manusia
Kepribadian merupakan konsep yang luas, tetapi secara sederhana istilah kepribadian mencakup karakteristik perilaku individu. Setiap individu memiliki kepribadian unik yang dapat dibedakan dari individu lain. Hal yang tidak mungkin apabila seseorang dapat memiliki banyak kepribadian.
Memiliki perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak
Sosial
Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection) terhadap orang lain, serta senang untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan (sikap alturis) Mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan persahabatan Bersifat toleran dan mau menerima tanpa memandang kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras, atau warna kulit
Moral-Religius
Beriman kepada Allah, dan taat mengamalkan ajaran-Nya Jujur, amanah (bertanggung jawab), dan ikhlas dalam beramal.
12
Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
1) Faktor Internal
• Instink Biologis, seperti lapar, dorongan makan yang berlebihan dan berlangsung lama akan menimbulkan sifat rakus. Maka sifat itu akan menjadi perilaku tetap.
• Kebutuhan Psikologis, seperti rasa aman, penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi diri.
• Kebutuhan Pemikiran, yaitu akumulasi informasi yang membentuk cara berfikirr seseorang, seperti mitos, agama, dan sebagainya.
2) Faktor Ekstrnal
• Lingkungan Keluarga,
• Lingkungan Sosial, dan
• Lingkungan Pendidikan. (Abdul Mujib, 2006)
Pendidikan sulit dicapai jika tidak disertai dengan pengajaran kepribadian. Sedangkan pengajaran kepribadian tidak akan ada artinya jika tidak dapat mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia seutuhnya. Kepribadian dalam pendidikan adalah identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah laku yang bersandar pada norma baik yang ditampilkan dalam tingkah laku secara lahiriah maupun sikap batinnya.13
Kepribadian dalam pendidikan tidak hanya mendiskripsikan tingkah laku tetapi juga berusaha menilai baik buruknya dan merupakan integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku.
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang.
G. Kepribadian Manusia Perspektif Pendidikan Islam
Kepribadian dalam study keislaman lebih dikenal dengan istilah syakhshiyah. Syakhshiyah berasal dari kata syakhshun yang berarti pribadi. Kata ini kemudian diberi ya’ nisbat sehingga mejadi kata benda buatan syakhshiyah yang berarti kepribadian.
13 Saeful Fachri, “Membentuk Kepribadian Islam”,
13
kepribadian adalah “ Integrasi sistem kalbu, akal, nafsu, manusia yang menimbulkan tingkah laku.
Dalam Al-Qur’an surat Asy-syamsu: 8, Allah berfirman : “ Maka Allah akan mengilhamkan kepada jiwa (manusia, fujur, (kepasikan, Kedurjanaan) dan taqwa (Beriman dan beramal shaleh). Ayat tersebut menunjukan bahwa manusia dalam hidupnya senantiasa dihadapkan dengan suasana perjuangan untuk memilih alternatif antara haq ( taqwa dan kebenaran ) dan bathil (fujur).
Manusia Memang bukan malaikat, yang selamanya istiqomah dalam kebenaran (Attahrim: 6), Tetap juga bukan syetan, yang selamanya dalam kebathilan, kekufuran (kemakhsiatan) dan senantiasa mengajak manusia ke jalan yang dilarang Allah Swt. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah : 168 dikemukakan, Bahwa : “ Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu untuk berbuat jahat dan keji,dan mengatakan terhadap allah apa yang kamu tidak ketahui”.
Manusia adalah mahkluk yang netral, kepribadianya itu bisa berkembang seperti malaikat, dan bisa juga seperti setan. Hal ini amat tergantung pada pilihannya tadi, apakah manusia mengisi jiwanya dengan ketaqwaan, atau dengan fujur.
Pilihan manusia terhadap dua masalah besar kehidupannya, yaitu haq dan bhatil akan melahirkan perilaku-perilaku tertentu, sesuai dengan kerakteristik atau tuntunan yang haq atau bhatil tersebut. Dalam Al-Qur’an kepribadian manusia itu terdapat tiga kelompok, Yaitu: Mukmin (Orang-orang yang beriman), Kafir (menolak kebenaran), dan Munafik (meragukan kebenaran).
a) Tipe Mukmin
Tipe kepribadian mukmin mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Berkenaan dengan aqidah: Beriman kepada Allah, malaikat, Rosul, Kitab, Hari ahkir dan Qodar.
2. Berkenaan dengan ibadah: melaksanakan rukun islam.
3. Berkenaan dengan kehidupan sosial: Bergaul dengan orang lain secara baik, suka bekerja sama, menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, suka memanfatkan kesalahan orang lain dan dermawan.
4. Berkenaan dengan moral: Sabar, Jujur, Adil, Qona’ah, Amanah,thawadu’ Istiqomah ,dan mampu mengendalikan diri dari hawa nafsu.
5. Berkenaan dengan Emosi: Cinta kepada Allah , Takut akan adzab allah, Tidak putus asa dalm mencari ridha allah, Senang berbuat kebaikan pada setiap orang,
14
menahan marah, tidak angkuh, tidak hasud, Iri, dan berani dalam membela kebenaran.
6. Berkenaan dengan intelektual: Memikirkan alam semesta dan ciptaan allah yang lainnya, selalu menuntut ilmu, menggunakan pikirnnya untuk sesuatu yang bermanfaat
b) Tipe Kafir
Tipe Kepribadian kafir mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Berkenaan dengan aqidah: Tidak beriman kepada Allah SWT.
2. Berkenaan dengan ibadah: Menolak beribadah kepada Allah SWT
3. Berekenaan dengan kehidupan sosial: Zhalim, Memusuhi orang beriman, senang mengajak kepada kemungkaran, melarang kebijakan.
4. Berkaitan dengan kekeluargaan: Senang memutuskan silaturahmi.
5. Berkenaan dengan Moral: Tidak amanah, sombong, takabur.
6. Berkenaan dengan Emosi: Tidak cinta kepada allah, tidak takut terhadap adzab allah.
7. Berkenaan dengan intelektual: Tidak menggunakan pikirannya untuk bersyukur kepada Allah SWT
c) Tipe Munafik
Tipe kepribadian munafik mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Berkenaan dengan Ibadah: Bersifat riya, dan bersifat malas.
2. Berkenaann dengan Aqidah: bersifat ragu dalam dalam beriman .
3. Berhubungan dengan hubungan sosial: Menyeluruh kemungkaran dan mencegah kebajikan, suka menyebar isu sebagai adu domba di lingkungan kaum muslimin.
4. Berkenaan dengan moral: senang berbohong, tidak amanah(khianat) , Ingkar janji, kikir, hedonis dan poertunis.
5. Berkenaan dengan Emosi: suka curiga terhadap orang lain, takut mati.
6. Berkenaan dengan intelektual: peragu dan kurang mampu mengambil keputusan (dalam kebenaran), dan tidak berpikir secara benar.
Manusia diciptakan oleh Allah dari dua unsur yaitu, Unsur Jasmaniah dan Unsur Rohaniah. Dilihat dari karakteristik jasmaninya, manusia memiliki kesamaan dengan hewan (binatang). Kesamaan itu seperti berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan makan, minum, bernafas, seks (dorongan naluriyah untuk menambah keturunan), istirahat. Dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran:14, Dikemukakan tentang kebutuhan naluriyah manusia ini : “Manusia dihiasi dengan perasaan senang terhadap: Wanita, anak, harta yang banyak yang berupa mas,
15
perak, kuda, (kendaraan) pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, sedangkan disisi Allah ada tempat kembali yang menyenangkan (surga)”. Namun dari segi rohaninya, manusia berbeda dengan hewan. Dalam hal ini, manusia memiliki akal atau kalbu yang subtansi rohaniah, yang dengannya menusia mampu merespon (menerima/menolak) kebenaran ajaran agama sebagai pedoman hidup, rambu-rambu yang mengatur pola perilakunya di dunia ini.
Agama menunjukan prilaku yang benar, yang membimbing manusia ke arah kondisi kehidupan yang bahagia dan sejahtera, dan juga menunjukan pola prilaku yang salah ( menyimpang) yang memperosokan manusia ke lembah kehidupan yang nista dan nestana.
Di dalam Al-Qur’an dinyatakan, bahwa manusia berpotensi untuk menerima atau menolak kebenaran (Asysyams: 8): “Maka Allah mengilhamkan jiwa manusia “fujur” (kefasihan/kedurjanaan) dan taqwa (beriman dan beramal shaleh)”. Ayat ini menunjukan bahwa manusia dapat berkembang menjadi seorang yang berkepribadian mulia (shaleh), atau kepribadian buruk (dolim/fasik/munafik). Kearah kepribadian yang mana manusia itu berkembang, amat bergantung pada kualitas pengalaman hidup sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter: Konsep Dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
Saeful Fachri, 2012“Membentuk Kepribadian Islam”. Jakarta : Bumi Aksara.
Zubaedi, "Desain Pendidikan Karakter", (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2012, Cet.2, Hal. 12).
http://www.pengertianku.net/2014/06/pengertian-kepribadian-secara-umum.html di Akses senin jam 10.00 tanggal 4 september 2017.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/04/kepribadian-individu/ di Akses senin jam 10.30 tanggal 4 september 2017.
http://uai.ac.id/2013/05/24/pribadi-dewasa/ di Akses senin jam 11.15 tanggal 4 september 2017.
http://kopite-geografi.blogspot.co.id/2013/05/sikap-sifat-temperamen-watak-dan.html/ di Akses senin jam 11.30 tanggal 4 september 2017.
http://ayoindonesiamengkonseling.blogspot.co.id/2015/11/makalah-kesehatan-mental-ciri-ciri.html/di Akses selasa jam 10.10 tanggal 5 september 2017.
http://nadiarahma10.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-dan-karakteristik-kesehatan.html/di Akses selasa jam 10.20 tanggal 5 september 2017.

n dalam perilaku baik memiliki banyak faktor mulai dari faktor keluarga sampai hal yang kecil yaitu kebiasaan orang tersebut. Dalam era global seperti sekarang ini remaja sangatlah menjadi sorotan dalam pelaksanaan perilaku yang baik. Remaja sangat rentan melakukan perilaku negative, dan kebanyakan dikarenakan oleh pergaulan yang bebas.

0 comments :

About us

Common

Category

FAQ's

Category

FAQ's

© 2011-2014 Guru Sekolah Dasar. Designed by Bloggertheme9. Powered By Blogger | Published By Blogger Templates .