Media Pembelajaran dan Kumpulan Soal Penilaian Harian (PH), PAS, dan UAS Sekolah Dasar
Kelas 1 s.d Kelas 6 Kuriklum 2013 Terbaru Klik Link Dibawah ini :
https://www.youtube.com/channel/UC9C78_i8t3BUGo21xW0bDjw/videos
PENILAIAN PORTOFOLIO
A. Latar Belakang
Selama manusia ada di bumi, maka selama itu pula manusia akan membicarakan tentang pendidikan, termasuk masalah – masalah pendidikan. Salah satu masalah pendidikan yang terus dan akan selalu dibicarakan adalah masalah mutu pendidikan yang rendah. Para pakar dan psikologi banyak memberikan pandangan dan analisisnya terhadap mutu pendidikan, tetapi hingga saat ini tidak pernah tuntas, bahkan muncul masalah – masalah pendidikan yang baru. Masalah mutu pendidikan yang banyak dibicarakan adalah rendahnya hasil belajar peserta didik. Padahal kita tahu, bahwa hasil belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Antara lain : sikap dan kebiasaan belajar, fasilitas belajar, motivasi, minat, bakat, pergaulan, lingkungan keluarga, dan tak kalah pentingnya adalah kemampuan profesional guru dalam melakukan penilaian hasil belajar itu sendiri.
Menyinggung tentang kemampuan profesional guru dalam melakukan penilaian hasil belajar, memang masih sangat rendah. Guru terbiasa dengan kegiatan – kegiatan penilaian rutin yang sifatnya praktis dan ekonomis, sehingga tidak heran jika guru banyak menggunakan soal yang sama dari tahun ke tahun. Hal ini sudah dialami oleh mereka (guru) sejak mulai bekerja sebagai guru. Sebenarnya, gurupun sering mengikuti pelatihan tentang evaluasi atau penilaian hasil belajar, tetapi setelah pelatihan mereka tetap kembali ke habitatnya semula, yaitu memberikan tes tertulis, atau tes perbuatan, baik dalam formatif maupun sumatif, tanpa melakukan perbaikan, penyempurnaan, atau inovasi dalam pelaksanaan penilaian.
Mengingat cara – cara penilaian selama ini banyak terdapat kelemahan, maka sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, diperkenalkan suatu konsep penilaian yang baru, yang disebut “penilaian berbasis kelas” ( classroom based assessment ) dengan salah satu model atau pendekatannya adalah “penilaian berbasis portofolio” (portofolio based assessment) yaitu suatu pendekatan penilaian yang sistematis dan logis untuk mengungkapkan dan menilai peserta didik secara komprehensif, objektif, akurat, dan sesuai dengan bukti – bukti (dokumen) yang dimiliki peserta didik. Implikasi pemberlakuan kurikulum 2004 (kurikulum berbasis kompetensi) terhadap pola pembelajaran di sekolah adalah : pertama : guru dan kepala sekolah harus berperan sebagai pembuat keputusan (decision maker) dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum, termasuk proses pembelajaran. Kedua, guru harus menyusun silabus yang menjamin terlaksananya proses pembelajaran yang terarah. Ketiga, guru harus melakukan continous authentic assessment yang menjamin ketuntasan belajar dan pencapaian kompetensi siswa.
Adapun perbedaan paradigma pelaksanaan penilaian kurikulum 1994 dengan kurikulum 2004 yaitu :
Variabel Penilaian
Kurikulum 1994
Kurikulum 2004 (KBK)
Pendekatan
Norm-referenced
Criterion-referenced
Domain
Menekankan pada cognitive domain
Mencakup tiga domain : cognitive, affective, psychomotor
Materi
Materi penilaian disusun berdasarkan pada tujuan per kelas dan per semester .
Materi penilaian disusun berdasarkan pada materi yang essensial dan relevan dengan kompetensi yang harus dicapai.
Keberhasilan
Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan perolehan nilai yang dapat dibandingkan dengan nilai siswa lainnya.
Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan pencapaian kompetensi tertentu dan bukan berdasarkan atas perbandingan dengan hasil belajar siswa yang lain.
Teknik ujian
Ujian cenderung hanya menggunakan teknik paper and pencil test.
Ujian menggunakan berbagai teknik, antara lain : performance test, objective test, and portofolio.
Proses penilaian
Hanya melibatkan guru
Melibatkan guru, siswa, dan orang tua. Guru menilai dan memberikan komentar, siswa dapat melakukan self-assessment, dan orang tua dapat mengontrol hasil pekerjaan siswa.
B. Pengertian Penilaian Portofolio
Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan potografer dan artis. Melalui portofolio, para potografer dapat memperlihatkan prospektif pekerjaan mereka kepada pelanggan dengan menunjukkan koleksi pekerjaan yang dimilikinya. Dalam dunia kesehatan misalnya, portofolio dapat dilihat dari Kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan untuk memantau perkembangan pertumbuhan bayi dari 0 tahun sampai usia tertentu. Dalam dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu kegiatan. Portofolio juga dapat dipandang sebagai suatu proses sosial pedagogis, yaitu sebagai collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan (cognitive), keterampilan (psychomotor), maupun sikap dan nilai (affective). Artinya portofolio bukan hanya berupa benda nyata, melainkan mencakup “segala pengalaman batiniah” yang terjadi pada diri siswa.
Dalam bidang bahasa, portofolio dapat merupakan suatu adjective yang sering disandingkan dengan konsep lain seperti : pembelajaran dan penilaian, karena itu timbul istilah portfolio-based instruction dan portfolio-based assessment.
Menurut para ahli, portofolio memiliki beberapa pengertian. Ada yang memandang sebagai benda, dan ada pula yang memandang sebagai metoda. Portofolio sebagai suatu wujud benda fisik, atau kumpulan suatu hasil (bukti) dari suatu kegiatan atau bundelan, yakni kumpulan dokumentasi atau hasil pekerjaan seseorang (peserta didik) yang disimpan dalam suatu bundel. Misalnya, bundelan hasil kerja siswa mulai dari tes awal, tugas – tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, sampai kepada tes akhir. Portofolio ini merupakan kumpulan karya terpilih dari seorang siswa atau sekelompok siswa.
Istilah karya terpilih menunjukkan bahwa tidak semua karya siswa dapat dimasukkan ke dalam portofolio tersebut. Karya yang diambil adalah karya terbaik, karya yang paling penting dari pekerjaaan siswa, yang bermakna bagi siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Pendekatan penilaian portofolio berbeda dengan pendekatan penilaian yang lain. Pendekatan penilaian portofolio adalah suatu pendekatan penilaian yang bertujuan mengukur sejauhmana kemampuan peserta didik dalam mengkonstruksi dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan – bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dikonstruksi oleh peserta didik, sehingga hasil konstruksi tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru dalam periode tertentu. Jadi, penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja.
Kelebihan pendekatan portofolio adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih banyak terlibat, dan siswa sendiri dapat dengan mudah mengontrol sejauh mana perkembangan kemampuan yang telah diperolehnya. Jadi, peserta didik akan mampu melakukan self-assessmen. Keterampilan menemukan kelebihan dan kekurangannya sendiri, serta kemampuan untuk menggunakan kelebihan tersebut dalam mengatasi kelemahannya merupakan modal dasar penting dalam proses pembelajaran. (https//: www. academia. edu> Penilaian_Portofolio. Blogspot.com)
Popham dalam Eko Putro Widoyoko menjelaskan bahwa, “penilaian portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu”. Dalam sistem penilaian portofolio, guru membuat file untuk masing – masing peserta didik, berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi belajar mereka selama mengikuti proses pendidikan.
Di dalam file portofolio, guru mengumpulkan bukti fisik dan catatan prestasi siswa, seperti hasil ulangan, hasil tugas mandiri, serta hasil praktikum. Selain prestasi akademik, isi file juga dapat dielaborasi dengan lembar catatan prestasi non akademik, yakni rekaman profile peserta didik yang meliputi aspek kerajinan, kerapihan, ketertiban, kejujuran, kemampuan kerja sama, sikap, solidaritas, toleransi, kedisiplinan, prestasi olahraga, kesenian, kepramukaan, dan lain – lain.
Data yang terkumpul dari waktu ke waktu ini kemudian digunakan oleh guru untuk menilai dan melihat perkembangan kemampuan serta prestasi akademik siswa dalam periode tersebut. File portofolio sekaligus akan memberikan umpan balik (feed back), baik kepada guru maupun kepada peserta didik. Bagi guru file yang berisi prestasi siswa ini akan memberikan masukan (input) untuk penilaian proses, terutama dalam memperbaiki strategi, metode, dan manajemen pembelajaran di kelas. Melaui analisa file portofolio, guru dapat mengetahui potensi, karakter, kelebihan, dan kekurangan siswa. Bagi siswa ,file ini dapat menjadi dasar pijakan untuk mengoreksi dan memperbaiki kelemahan serta kekurangannya dalam proses pembelajaran maupun penguasaannya tentang suatu pokok bahasan atau materi pelajaran tertentu.
Proses terjadinya umpan balik sangat dimungkinkan, karena dalam sistem penilaian portofolio, data yang terekam dalam file tidak hanya dikumpulkan saja kemudian selesai, namun akan dianalisis secara kolaboratif dengan melibatkan guru, peserta didik, dan orang tua. Penilaian data melalui pembicaraan secara periodik dengan orang tua peserta didik merupakan progress report yang akurat tentang kemajuan prestasi belajar peserta didik serta perkembangan kepribadiannya.
Selain dapat dipergunakan untuk memantau perkembangan peserta didik dan mendiagnosa kesulitan belajar mereka, penilaian portofolio juga sangat bermanfaat bagi guru untuk menilai kebutuhan (need), minat (interest), kemempuan akademik (abilities), dan karakteristik peserta didik secara perorangan. Hal tersebut penting, karena seharusnya dalam suatu sistem penilaian, eksistensi peserta didik secara perorangan tidak boleh dieliminasikan sebagaimana yang sering terjadi dalam tes standar seperti ebtanas. (Eko Putro Widoyoko, 2009 : 140)
C. Tujuan Dan Fungsi Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio bertujuan sebagai alat formatif maupun sumatif. portofolio sebagai alat formatif digunakan untuk membantu kemajuan peserta didik dari hari ke hari dan untuk mendorong peserta didik dalam merefleksi pembelajaran mereka sendiri. Portofolio seperti ini difokuskan pada proses perkembangan peserta didik dan digunakan untuk tujuan formatif dan dianostik. Penilaian portofolio ditujukan juga untuk penilaian sumatif pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Hasil penilaian portofolio sebagai alat sumatif ini dapat digunakan untuk mengisi angka rapor peserta didik, yang menunjukkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Di samping itu, tujuan penilaian portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi peserta didik dalam belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan lampiran dari rapor, dengan demikian rapor tetap harus dibuat.
Tujuan portofolio ditetapkan oleh apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan menggunakan penilaian portofolio tersebut. Fakta yang paling penting dalam portofolio adalah digunakannya penilaian tertulis (paper and pencil assessment), project, produk, dan catatan kemampuan (records of ferformance). Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004 : 76) mengemukakan bahwa penilaian portofolio dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu :
1. Menghargai perkembangan yang dialami peserta didik
2. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.
3. Memberi perhatian kepada prestasi kerja peserta didik yang terbaik.
4. Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi.
5. Meningkatkan efektifitas proses pembelajaran.
6. Bertukar informasi dengan orang tua/wali, peserta didik, dan guru lain.
7. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada peserta didik.
8. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.
9. Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan
Adapun fungsi penilaian portofolio adalah sebagai berikut :
1. Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan pembaharuan proses pembelajaran.
2. Portofolio sebagai alat pengajaran merupakan komponen kurikulum, karena portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka.
3. Portofolio sebagai alat penilaian otentik (authentic assessment).
4. Portofolio sebagai sumber informasi bagi siswa untuk melakukan self-assessment.
D. Kegunaan Penilaian Portofolio
Depdiknas (2004:123) mengemukakan bahwa pendekatan penilaian portofolio dapat digunakan untuk :
1. Memperlihatkan perkembangan pemikiran atau pemahaman siswa pada periode waktu tertentu. Misalnya, mulai dari kegiatan pencatatan (pembuatan catatan), mengkopi bahan, membuat kerangka awal, draft kasar, kritik terstruktur, dan finalisasi paper.
2. Menunjukkan suatu pemahaman dari beberapa konsep, topik, dan isu yang diberikan.
3. Mendemonstrasikan perbedaan bakat, misalnya melihat kemampuan menulis, perbedaan kemampuan mendengar, mengungkapkan secara lisan, dan lain – lain.
4. Mendemonstrasikan kemampuan untuk memproduksi atau mengkreasi suatu pekerjaan baru secara orisinal.
5. Mendokumentasikan kegiatan selama periode waktu tertentu.
6. Mendemonstrasikan kemampuan menampilkan suatu karya seni.
7. Mendemonstrasikan kemampuan mengintegrasikan teori dan praktek.
8. Merefleksikan nilai – nilai individual atau pandangan dunia secara lebih luas.
E. Prinsip – Prinsip Penilaian Portofolio
Dalam penilaian portofolio harus terjadi interaksi multi arah, yaitu dari guru ke siswa, dari siswa ke guru, dan dari siswa ke siswa. Depdiknas (2004:124) mengemukakan bahwa “pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya memperhatikan prinsip – prinsip mutual trust, confidentiality, joint ownership, satisfaction, and relevance”.
1. Mutual Trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Mereka harus sama-sama saling percaya, saling membutuhkan, saling membantu, terbuka, jujur, dan adil, sehingga dapat membangun suasana penilaian yang kondusif.
2. Confidentiality (kerahasiaan bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada, baik perorangan maupun kelompok, harus dijaga kerahasiaannya, tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada siapapun sebelum diadakan pameran. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik yang mempunyai kelemahan tidak merasa dipermalukan.
3. Joint Ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik, karena itu harus dijaga bersama, baik penyimpanannya maupun penempatannya.
4. Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus dapat memuaskan semua pihak, baik guru maupun siswa, karena dokumen tersebut merupakan bukti karya terbaik peserta didik sebagai hasil pembinaan guru.
5. Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Di samping prinsip – prinsip tersebut di atas, Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004 : 79) menambahkan tiga prinsip yaitu :”penciptaan budaya mengajar, refleksi bersama, serta proses dan hasil”.
1. Penciptaan budaya mengajar. Penilaian portofolio hanya dapat dilakukan jika pengajarannyapun menggunakan pendekatan portofolio. Penilaian portofolio akan efektif jika pengajarannya menuntut peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang nyata dan menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai pada taraf yang lebih tinggi.
2. Refleksi bersama. Penilaian portofolio memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi bersama – sama, dimana peserta didik dapat merefrelsikan tentang proses berfikir mereka sendiri, kemampuan pemahaman mereka sendiri, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
3. Proses dan hasil. Penilaian portofolio harus menilai proses belajar peserta didik, seperti : catatan perilaku harian, sikap belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran, dan sebagainya. Penilaian portofolio juga harus menilai hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh guru.
F. Jenis Penilaian Portofolio
Apabila dilihat dari jumlah peserta didik, maka penilaian portofolio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu portofolio perorangan dan portofolio kelompok. Menurut Cole, Ryan, and Kick dalam Sumarna Surapranata portofolio dapat dibagi dua jenis, yaitu portofolio produk dan portofolio proses.
1. Portofolio Proses, menunjukkan tahapan belajar dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Portofolio proses menunjukkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan indikator yang dituntut oleh kurikulum, serta menunjukkan semua hasil dari awal sampai dengan akhir dalam kurun waktu tertentu. Guru menggunakan portofolio proses untuk menolong peserta didik mengidentifikasi tujuan pembelajaran, perkembangan hasil belajar dari waktu ke waktu, dan menunjukkan pencapaian hasil belajar. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draft awal, bagaimana proses awal itu terjadi, dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai.
Salah satu bentuk portofolio proses adalah portofolio kerja (working portfolio ) yaitu bentuk yang digunakan untuk memantau kemajuan dan menilai peserta didik dalam mengelola kegiatan belajar mereka sendiri. Peserta didik mengumpulkan semua hasil kerja termasuk coretan – coretan (sketsa), buram, catatan, kumpulan untuk rangsangan, buram setengah jadi, dan pekerjaan yang sudah selesai. Portofolio kerja bermanfaat untuk memberikan informasi bagaimana peserta didik mengorganisasikan dan mengelola kerja, merefleksi dari pencapaiannya, dan menetapkan tujuan dan arahan.
Informasi ini dapat digunakan untuk diskusi antara peserta didik dengan guru. Melalui portofolio kerja ini, guru dapat membantu peserta didik mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan masing – masing. Informasi ini dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa. Keberhasilan portofolio kerja bergantung pada kemampuan untuk merefleksi dan mendokumentasikan kemajuan proses pembelajaran. Dalam portofolio kerja yang dinilai adalah cara kerja (pengorganisasian) dan hasil kerja. Adapun kriterianya antara lain :
a. Adakah pembagian kerja diantara anggota kelompok ?
b. Apakah masing – masing anggota telah bekerja sesuai dengan tugasnya ?
c. Berapa besar kontribusi kerja para anggota kelompok terhadap hasil yang dicapai kelompok ?
d. Adakah bukti tanggung jawab bersama ?
e. Apakah kelengkapan data yang diperoleh telah sesuai dengan tugas anggota kelompok masing – masing ?
f. Apakah informasi yang diperoleh akurat ?
g. Apakah portofolio telah disusun dengan baik ?
2. Portofolio Produk, yaitu bentuk penilaian portofolio yang hanya menekankan pada penguasaan (masteri) dari tugas yang dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan indikator pencapaian hasil belajar, serta hanya menunjukkan evidence yang paling baik, tanpa memperhatikan bagaimana dan kapan evidence tersebut diperoleh. Contoh portofolio produk adalah portofolio tampilan (show port-folio) dan portofolio dokumentasi (documentary portfolio).
a. Portofolio Tampilan
Portofolio bentuk ini merupakan sekumpulan hasil karya peserta didik atau dokumen terseleksi yang dipersiapkan untuk ditampilkan kepada umum. Misalnya, mempertanggungjawabkan suatu proyek, menyelenggarakan pameran, atau mempertahankan suatu konsep. Bentuk ini biasanya digunakan untuk tujuan pertanggungjawaban (accountability). Aspek yang dinilai dalam bentuk ini adalah :
1) Signifikansi materi : apakah materi yang dipilih benar – benar merupakan materi yang penting dan bermakna untuk diketahui dan dipecahkan ? atau seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih berkaitan dengan topik yang dibahasnya ?
2) Pemahaman : seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat dan lingkup masalah, kebijakan, atau langkah – langkah yang dirumuskan ?
3) Argumentasi : apakah siswa atau kelompok siswa dalam mempertahankan argumentasinya sudah cukup memadai ?
4) Responsifness (kemampuan memberikan respon) : seberapa besar tingkat kesesuaian antara respon yang diberikan dengan pertanyaan ?
5) Kerjasama kelompok : apakah anggota kelompok turut berpartisipasi dalam penyajian ? adakah bukti yang menunjukkan tanggung jawab bersama ? apakah para penyaji menghargai pendapat orang lain ? adakah kekompakan kerja diantara para anggota kelompok ?
Contoh :
LEMBAR PENILAIAN PENAMPILAN
Judul Penampilan : ...................................
Kelas/Kelompok : ................................... Petunjuk Penilaian : 1. Setiap kriteria diberi skor dalam skala 5 (1 – 5) 2. Skor 1= rendah ; 2 = cukup ; 3 = rata-rata 4 = baik; 5 = istimewa
No
Kriteria Penilaian
Nilai
Catatan
01
Signifikansi : 1. Seberapa besar tingkat kesesuaian atau kebermaknaan informasi yang diberikan dengan topik yang dibahas.
02
Pemahaman : 2. Seberapa baik tingkat pemahaman peserta didik terhadap hakikat dan ruang lingkup masalah yang disajikan.
03
Argumentasi : 3. Seberapa baik alasan yang diberikan peserta didik terkait dengan permasalahan yang dibicarakan.
04
Responsifness : 4. Seberapa besar kesesuaian jawaban yang diberikan peserta didik dengan pertanyaan yang muncul.
05
Kerjasama Kelompok : 5.Seberapa besar anggota kelompok berpartisipasi dalam penyajian. 6.Bagaimana setiap anggota merasa bertanggungjawab atas permasalahan kelompok. 7. Bagaimana para penyaji menghargai pendapat orang lain.
Penilai ,
.....................
b. Portofolio Dokumen
Portofolio dokumen menyediakan informasi baik proses maupun produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Model portofolio ini sangat bermanfaat bagi peserta didik dan orang tua untuk mengetahui kemajuan hasil belajar, kelebihan dan kekurangan dalam belajar secara perorangan. Berdasarkan dokumen ini, baik peserta didik maupun guru dapat melihat :
1) Proses apa yang telah diikuti ?
2) Kerja apa yang telah dilakukan ?
3) Dokumen apa yang telah dihasilkan ?
4) Apakah hal – hal pokok telah terdokumentasikan ?
5) Apakah dokumen disusun berdasarkan sumber – sumber data masing – masing ?
6) Apakah dokumen berkaitan dengan yang akan disajikan ?
7) Standar atau kompetensi mana yang telah dicapai sampai pada pekerjaan terakhir ?
Indikator untuk penilaian dokumen itu antara lain : kelengkapan, kejelasan, akurasi informasi yang didapat, dukungan data, kebermaknaan data grafis, dan kualifikasi dokumen. Untuk menilai suatu dokumen, guru dapat membuat model format portofolio dokumen seperti berikut.
LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN
Judul Dokumen :..............................
Kelas/Kelompok :..............................
Petunjuk Penilaian : 1. Setiap kriteria diberi skor dalam skala 5 (1 – 5) 2. Nilai Skor 1= rendah ; 2 = cukup ; 3 = rata-rata 4 = baik; 5 = istimewa
nnno
Kriteria Penilaian
Nilai
Catatan
1.
Kelengkapan: 1. Apakah dokumen lengkap untuk menjawab suatu permasalahan ?
2.
Kejelasan : 2. Tersusun dengan baik 3. Tertulis dengan baik 4. Mudah dipahami
3.
Infomasi : 5. Akurat 6.Memadai 7. Penting
4.
Dukungan : 8. Memuat contoh untuk hal-hal yang utama 9. Memuat alasan yang baik
5.
Data Grafis : 10. Berkaitan dengan isi setiap bagian 11. Diberi judul yang tepat 12. Memberikan informasi 13. Meningkatkan pemahaman
6.
Bagian Dokumentasi : 14. Cukup memadai 15. Dapat dipercaya 16. Berkaitan dengan hal yang dijelaskan 17. Terpilih (terseleksi)
Jumlah Skor Kualifikasi Penilaian
Penilai. ...............................
G. Tahap – Tahap Penilaian Portofolio
Menurut Anthoni J. Nitko dalam Zainal Arifin ada enam tahap untuk menggunakan sebuah sistem portofolio (six step for crafting a portfolio system). Tahap pertama akan merupakan dasar bagi penemuan tahap selanjutnya. Oleh sebab itu, jawablah semua pertanyaan pada tahap pertama sebelum lanjut pada tahap berikutnya. Tahap – tahap tersebut adalah :
1. Mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio. Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut :
a. Mengapa portofolio itu akan dilakukan ?
b. Tujuan pembelajaran dan tujuan kurikulum (dalam hal ini kompetensi dasar) apa yang akan dicapai ?
c. Metoda penilaian yang bagaimana yang tepat untuk menilai tujuan tersebut ?
d. Apakah portofolio akan difokuskan pada hasil pekerjaan yang baik, pertumbuhan dan kemajuan belajar, atau keduanya ?
e. Apakah portofolio akan digunakan untuk formatif, sumatif, atau keduanya ?
f. Siapa yang akan dilibatkan dalam menentukan tujuan, fokus, dan pengaturan (organization) portofolio ?
2. Mengidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai
3. Mengidentifikasi pengorganisasian portofolio. Siapa yang akan terlibat dalam portofolio tersebut ?
4. Menggunakan portofolio dalam praktik
5. Evaluasi pelaksanaan portofolio
6. Evaluasi portofolio secara umum (Zainal Arifin, 2014 : 198)
H. Bahan – Bahan Penilaian Portofolio
Hal – hal yang dapat dijadikan bahan penilaian portofolio di sekolah diantaranya : penghargaan tertulis, penghargaan lisan, hasil pelaksanaan tugas – tugas oleh siswa, daftar ringkasan hasil pekerjaan, catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok, contoh hasil pekerjaan, catatan/laporan dari pihak lain yang relevan, bukti kehadiran, hasil ujian/ulangan, presentasi dari tugas-tugas yang selesai dikerjakan, catatan – catatan kejadian khusus (catatan anekdot), dan bahan – bahan lain yang relevan, yaitu (a) bahan yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan yang dialami siswa, dan (b) bahan yang dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kurikulum dan pengajaran.
Berikut akan dikemukakan beberapa contoh format penilaian portofolio.
FORMAT PENILAIAN PORTOFOLIO PRODUK
No
Aspek – aspek Penilaian
Indikator
Skor
Keterangan
01
Persiapan
I
II
III
02
Pembuatan
Umum
Modifikasi
Khusus
03
Komponen Penilaian
Desain
Bahan
Kreatifitas
Orisinilitas
Jumlah Skor
Nilai
SungaiPenuh, Guru,
..........................................
Kriteria Penilaian : Jumlah Skor : 91 – 100 = Sangat Memuaskan 81 – 90 = Memuaskan 71 – 80 = Baik 61 – 70 = Cukup < 60 = Kurang
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN
No
Kompetensi
Indikator
Skor
Keterangan
01
Pemahaman Materi
Akurat
02
Sintesis
Tepat
03
Penyimpulan
Sesuai
04
Penampilan
Rapi dan menarik
Jumlah Skor
Nilai
SungaiPenuh, Guru,
............................................
FORMAT PENILAIAN KARTA TULIS
No
Kompetensi
Indikator
Skor
Keterangan
01
Kualitas Informasi
- Akurat
- Cermat
- Teliti
- Seksama
02
Pengorganisasian gagasan (masalah)
- Tepat
- Runtut
03
Kebahasaan
- Tata Bahasa
- Gaya Bahasa
04
Penampilan
- Rapi
- Menarik
Jumlah Skor
Nilai
Bandung,
Guru.
.....................................
FORMAT PENILAIAN PORTOFOLIO TAMPILAN
No
Aspek-aspek Penilaian
Indikator
Skor
Keterangan
01
Isi
02
Tampilan
03
Penyampaian
Jumlah Skor
Nilai
Bandung,
Guru,
..........................................
FORMAT PENILAIAN TUGAS TERSTRUKTUR
Nama Siswa : ......................................................................
Kelas : ......................................................................
Mata Pelajaran : .......................................................................
Jenis Tugas : Makalah
No
Aspek-aspek Penilaian
Skor
Bobot
Skor X Bobot
01
02
03
04
05
06
07
08
Judul
Masalah
Metode Penulisan
Landasan Teori
Sistematika Penulisan
Pembahasan
Simpulan
Bahasa :
- Tata Bahasa
- Gaya Bahasa
1
1
1
2
1
2
1
1
Jumlah
10
Nilai Akhir = Jumlah Nilai X Bobot
Jumlah Bobot
Catatan : .......................................................................................................
SungaiPenuh, Guru,
......................................
FORMAT PENILAIAN FORMATIF dan SUMATIF
Jenis Tes
No
Tanggal
Pokok Bahasan
Nilai
Paraf Guru
Keterangan
Formatif (A)
01
02
03
Jumlah
Rata – rata
Sumatif (B)
Tanggal :
Jumlah A dan B
Rata – rata A dan B
FORMAT REKAMAN ANEKDOT
No
Nama Siswa
Perilaku yang Muncul
Tempat dan Waktu
Penilaian
Positif
Negatif
01
02
03
04
dst
SungaiPenuh, Guru ,
......................................
I. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Portofolio
Setiap konsep atau model penilaian tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Begitu juga dengan model penilaian portofolio. Kelebihan model penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut :
1. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.
2. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan, dan dapat mempertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di kelas,
3. Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan, baik di kelas maupun di luar kelas dalam rangka implementasi program pembelajaran.
4. Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian.
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.
6. Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pembelajaran.
7. Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik.
8. Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-assessment), refleksi, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).
9. Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel.
10. Guru dan peserta didik sama-sama bertanggungjawab untuk merancang dan menilai kemajuan belajar.
11. Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta didik yang pandai dan kurang pandai.
12. Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar peserta didik
Adapun kekurangan penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut
1. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.
2. Penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan bentuk penilaian yang lain.
3. Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir, sehingga proses penilaian kurang mendapatkan perhatian.
4. Jika guru melaksanakan proses pembalajaran yang bersifat teacher-oriented, kemungkinan besar inisiatif dan kreativitas siswa akan terbelenggu sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
5. Orang tua peserta didik sering berfikir skeptis karena laporan hasil belajar anaknya tidak berbentuk angka.
6. Penilaian portofolio masih bersifat baru sehingga banyak guru, orang tua, dan siswa yang belum mengetahui dan memahaminya.
7. Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas.
8. Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat kurangnya penggunaan angka.
9. Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional. (Dasim Budimansyah, 2002 : 86)
DAFTAR PUSTAKA
Arif Budi, (2016), Penilaian Portofolio, https//: www. academia. edu> Penilaian_Portofolio. Blogspot.com, akses 18 Februari 2018
Dasim Budimansyah, (2002), Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio, Bandung: Genesindo.
Departemen Pendidikan Nasional, (2004), Pedoman Khusus Pengembangan Portofolio Untuk Penilaian, Jakarta : Depdiknas
Eko Putro Widoyoko, (2009), Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, (2004), Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004, Bandung : Remaja Rosdakarya
Zainal Arifin, (2014), Evaluasi Pembelajaran, Bandung : Remaja Rosdakarya
0 comments :