Wednesday, March 28, 2018

SUMBER ILMU PENGATAHUAN

OKE MHD AMIN     March 28, 2018    

SUMBER-SUMBER  ILMU PENGETAHUAN


a.      Latar Belakang Masalah
 Persoalan tentang sumber ilmu pengetahuan ini, sebenarnya terwujud dari  dua sudut pandang, yakni sudut pandang dunia barat dan sudut pandang dunia Islam. Kedua sudut pandang inilah yang memberikan pradigma-pradigma tentang sumber ilmu pengetahuan ? dan dari mana ilmu pengetahuan ?, untuk mengetahui asal mu asal ilmu pengetahuan tesebut, untuk lebih jelasnya akan penulis gambarkan pada pokok persoalan yang akan kita bahas baik dari sudut pandangan Islam maupun dari sudut Pandangan Dunia barat. Kedua sudut pandangan ini akan memberikan pemahaman kepada kita, tentang asal mu asal sumber-sumber ilmu pengetahuan itu sendiri.

b.      Pengertian Sumber Ilmu
Kata sumber dalam bahasa arabnya adalah (مصدر), dengan jamaknya: (مصادر). Kata sumber atau “mashdar” dapat diartikan sebagai suatu wadah yang dari wadah itu dapat ditemukan atau ditimba norma hukum. Menurut Kamus Bahasa Arab, مصدر diartikan sumber, asal, referensi, atau sumber pengambilan. Kata ilmu berasal dari kata ‘ilm, yang berarti pengetahuan, lawan dari kata al-jahl yang berarti ketidaktahuan atau kebodohan[8]Kata ilmu juga disepadankan dengan kata arab lainnya yaitu ma’rifah(pengetahuan), fiqh (pemahaman), hikmah (kebijaksanaan), dan syu’ur(perasaan). Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa sumber ataumashdar adalah suatu tempat yang dari segala sesuatu digali atau diambil. Berdasarkan hal tersebut, sumber ilmu adalah segala sesuatu yang menjadi tempat digali dan diambilnya.[1]

c.       Sumber Imu pengetahuan menurut dunia barat
Dalam pandangan dunia barat mengenai sumber ilmu pengatahuan terdapat tiga aliran utama yaitu :
1.       Rasionalisme,
Madzhab Rasionalisme dikaitkan filosof abad ke-17 dan 18, seperti Rene Descartes, Baruch Spinoza, dan Gottfried Leibniz, yang sebenarnya berasal dari pemikiran filsafat Yunani. Paham ini menyatakan bahwa pada hakikatnya ilmu itu bersumber dari akal budi manusia. Descartes berpendapat bahwa dalam jiwa manusia terdapat ide bawaan (innate ideas) yang dinamakan substansi yang sudah tertanam. Ide bawaan tersebut terdiri atas : pemikiran, Tuhan, dan keluasan (ekstensi). Adapun ilmu-ilmu lain yang dicapai manusia pada hakikatnya adalah derivasi dari ketiga prinsip dasar tersebut. Menurut aliran ini sumber ilmu adalah akal melalui deduksi ketat seraya mengabaikan pengalaman. Hal ini, menurut mereka, karena ilmu adalah sesuatu yang sudah ‘built in’ dalam jiwa manusia dan tugas kita adalah mencapainya melalui deduksi. Karenanya, ilmu yang dihasilkan oleh aliran ini—biasanya dianggap—bersifat universal.
Menurut mazhab ini, indera adalah sumber pemahaman terhadap konsepsi-konsepsi dan gagasan-gagasan sederhana. Hanya saja indera bukan satu-satunya sumber. Di samping indera, ada fitrah yang mendorong munculnya sekumpulan konsepsi dalam akal.[2]

2.       Empirisme
   Yang menekankan pentingnya pengalaman sebagai sarana pencapaian pengetahuan. Aliran ini dipelopori oleh Francis Bacon, sekalipun dalam pengertian tertentu pemikiran yang mengutamakan pendekatan empirik. Puncak pemikiran aliran ini terdapat pada pemikiran David Hume yang dalam karyanya A Treatise of Human Nature. Dalam buku tersebut David Hume mengupas persoalan-persoalan epistemologis penting. Berbanding terbalik dengan rasionalisme, mazhab ini  berpandangan bahwa seluruh isi pemikiran manusia berasal dari pengalaman, yang kemudian diistilahkan dengan persepsi. Persepsi, kemudian, dibagi menjadi dua macam, yaitu kesan-kesan (impressions) dan gagasan (ideas). Yang pertama adalah persepsi yang masuk melalui akal budi, secara langsung, sifatnya kuat dan hidup. Yang kemudian adalah persepsi yang berisi gambaran kabur tentang kesan-kesan. Derivasi ilmiah yang diakui oleh aliran ini adalah induksi terhadap fakta-fakta empiris. Tapi hal ini tidak berarti mereka mengklaim univesalitas induksi. Alih-alih, mereka justru menekankan keterbatasan induksi yang hal ini berarti mereka menolak generalisasi

3.       Kritisisme.
Yang merupakan usaha untuk mensintesa dua kutub ekstrim sebelumnya; rasionalisme dan empirisisme. Tokoh utama aliran ini adalah Immanuel Kant. Pemikiran yang disampaikan oleh Kant berusaha untuk mengakhiri perdebatan yang terjadi tentang objektivitas pengetahuan antara rasionalisme Jerman, yang diwakili Leibniz dan Wolff, dan Empirisisme Inggris. Dalam usahanya, Kant berusaha menunjukkan unsur mana saja dalam pikiran manusia yang berasal dari pengalaman dan unsur mana yang berasal dari akal. Berbeda dengan aliran filsafat sebelumnya yang memusatkan perhatian pada objek penelitian, Kant mengawali filsafatnya dengan memikirkan manusia sebagai subjek yang berpikir. Dengan demikian fokus perhatian Kant adalah pada penyelidikan rasio manusia dan batas-batasnya[3]

d.      Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Pandangan Islam
Dalam pandangan alam Islam (Islamic Worldview) yang membentuk epistemologi Islam, secara epistemologi, secara ontologis terdapat dua alam yang dikenal dalam Al-Qur’an, yaitu alam metafisik  (alam al-ghayb) dan alam fisik atau yang tampak[4].
Alam metafisik atau alam absolut tersebut tidak dapat diketahui manusia kecuali melalui wahyu karena hanya Allah SWT. Yang mengetahui yang ghaib sebagaimana firmannya dalam surat Al-An’aam : 50)
قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفلَا تَتَفَكَّرُونَ
Artinya :
Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"
Kedua jenis alam tersebut menyebabkan ada dua jenis ilmu (knowledge) yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu ilmu tentang alam metafisik dan ilmu  tentang alam fisik.

Yang dimaksud dengan sumber ilmu di sini adalah “asal-usul”, diperolehnya ilmu pengetahuan, atau dari mana ilmu itu diperoleh. [5] Islam mengajarkan bahwa Allah SWT. Merupakan sumber dari segala sesuatu. Ilmu dan kekuasaan-Nya meliputi bumi dan langit yang nyata maupun yang gaib, dan tidak ada segala sesuatu yang luput dari pengawasan-Nya.
Setiap kita memiliki pengathauan, persoalannya dari mana pengetahuan tersebut kita peroleh atau lewat apa pengetahuan itu kita dapat. Dari situ timbul pertanyaan bagaimana caranya kita memperoleh pengetahuan  dan darimana pengetahuan kita ? pengetahuan yang ada pada kita tentu kita peroleh dengan mengguanakan berbagai alat yang merupakan sumber dari pada ilmu pengetahuan itu sendiri. Dalam pandangan islam sumber pengetahuan diantara adalah sebagai berikut :
1.      Al-Qur’an
AL-Qur’an merupakan wahyu Allah Swt. Yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad saw. Oleh karena itu, AL-Qur’an menempati urutan pertama dalam hierarki sumber ilmu dalam epistemologi Islam. AL-Qur’an sebagai sumber ilmu,  dijelaskan melalui ayat-ayat yang menyatakan bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi amanusia dan alam semesta, yaitu diantara di dalam surah at-Takwir ayat 27, dan AL-Furqan ayat 1 dan Al-Baqarah ayat185.
Al-Qur’an menurut defenisi mayoritas ulam adalah Kalam atau firman Allah SWT, yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, yang pembacaannya merupakan suatu ibadah. Al-Qur’an  memiliki berbagai keistimewaan yang tidak dimiliki kitab-kitab yang terdahulu, karena kita-kitab terdahulu  hanya diperuntukkan bagi satu zaman tertentu. Dengan keistimewaan tersebut Al-Qur’an mampu memecahkan problem kemanusiaan dalam berbagai segi kehidupan, yaitu rohani dan jasmani, msalah sosial atau ekonomi. Al-Qur]an menyediakan kaidah-kaidah umum yang dapat dijadikan landasan bagi langkah-langkah manusia setiap zaman dan tempat karena Allah Swt. Sendiri yang akan menjaganya.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya :  “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Oleh karena itu, manusia yang berpaling dari kalam Allah (Al_Qur’an ) atau mengambil selain Al-Qur’an sebagai petunjuk, telah memikul dosa yang sangat besar.
Pada Surah ar-Rahman ayat1-4 bahwa Allah swt. Telah mengajarkan kepada manusia Al-Qur’an. Ia juga mengajarkan kepada manusia apa-apa yang belum diketahuinya.
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Artinya :
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!
Jika disebut nama Al-Qur’an, ia mengandung beberapa hakikat, seperti kalamullah, mukjizat, diturunkan kepada hati Nabi, disampaikan secara muttawir, dan membacanya adalah ibadah. Kalam adalah wasilah ‘sarana’ untuk menerangkan sesuatu berupa ilmu, nasihat  atau berbagai kehendak, lalau memberikan perkara itu kepada orang lain.
           
2.      Hadist
Allah swt, menyatkaan bahwa Rasulullah saw. Merupakan sumber ilmu yang akan mengajarkan kitab serta hikmah.
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ
Artinya :
 Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

   Al-qur’an dan hadist adalah pedoman hidup, sumber  hukum ilmu, dan ajaran islam serta merupakan  satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Al –Qur’an merupakan sumber primer yang banyak memuat pokok-pokok ajaran islam sedangkan hadist merupakan penjelas bagi keumuman isi Al-Qur’an. Seorang muslim tidak mungkin memahami syariat islam secara mendalam dan lengkap tanpa kehadiran Al-qur’an dan hadist.
3.      Akal dan Qalbu
Sumber ilmu pengetahuan selain dari wahyu dalam epistemologi islam adalah Akal dan qalbu memiliki fungsi kognisi dan afeksi karena keduanya mampu melakukan aktivitas berpikir sekalisgus merasa.
Qalbu menurut Al-Ghazali yang akan menyerap ilmu tentang Allah SWT, yang akan diberikan ganjaran atau pahala di akhirat serta tempat terdapatnya ilmu spritual. Dan Al-Ghazali  memberikan kedudukan hati itu ibarat  istana dan aqal adalah rajanya.

4.      Indra
   Al-Qur’an mengajak manusia untuk menggunakan indra dan akal sekaligus dalam pengalaman manusia, baik yang bersifat fisik metafisik karena indra dan akal saling menyempurnakan. Orang yang mengabaikan akal dan kalbunya, maka akan tersesat dan jauh dari kebenaran.[6]
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya :
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Indra yang dianugrahkan Allah SWT kepada manusia kaan dimitai pertanggung jawabannya kelak di akhirat. Oleh karena itu manusia harus berupaya memelihara indra mereka dan mengguankannya hanya untuk hal-hal yang bermanfaat bagi diri dan agamanya.



e.       Kesimpulan
      Sumber ilmu pengetahuan menurut padangan islam dan pandangan barat terdapat perbedaan. dalam kajian epistemologi di Barat, pembahasan tentang sumber ilmu melahirkan tiga mazhab utama, yaitu rasionalisme, empirisme dan fenomenalisme Kant. Keberatan Islam terhadap ketiga mazhab ini sebagaimana akan ditunjukkan nanti, terutama karena pengingkarannya terhadap wahyu sebagai objek ilmu pengetahuan. Sementara dalam islam sumber ilmu pengetahuan bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist, akal dan qalbu serta indra.



DAFTAR PUSTAKA

Ardian Husaini (2013),Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam, (Jakarta : Gema Insani)
Ahmad Jamin dan  Norman Ohira,(2016), Filsafat Ilmu,(Bandung : Alfabeta )


http://laskarpenaalqolam.blogspot.co.id/2015/08/sumber-ilmu-menurut-barat-dan-islam.html




[1] http://laskarpenaalqolam.blogspot.co.id/2015/08/sumber-ilmu-menurut-barat-dan-islam.html
[2] ibid
[3] Ibid
[4] Ardian Husaini,Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam, (Jakarta : Gema Insani) h.88
[5] Ahmad Jamin dan Norman Ohira,Filsafat Ilmu,(Bandung : Alfabeta ) h. 85
[6] Ardian Husaini,Op.cit, hlm. 107

0 comments :

About us

Common

Category

FAQ's

Category

FAQ's

© 2011-2014 Guru Sekolah Dasar. Designed by Bloggertheme9. Powered By Blogger | Published By Blogger Templates .