Khutbah Hari Raya Aidul Fitri
Desa Tanjung Pauh Mudik
Desa Tanjung Pauh Mudik
Oleh : Muhammad Amin
1. Latar Belakang
Tanjung Pauh Mudik merupakan salah satu daerah kabupaten dari provinsi jambi kecamatan keliling danau, disamping itu Tanjung Pauh Mudik sudah mengalami pemakaran desa yang dibagi ke dalam 5 desa, yakni, desa Tanjung Pauh Mudik, Punai Merindu, Pancuran Tiga, Sumur Jauh dan Bukit Pulai. Dari 5 pemakaran lima desa tersebut, desa yang terkenal dan biasa disebut adalah desa tanjung pauh mudik, hal ini dikarenakan Desa Tanjung Pauh Mudik merupakan desa yang pertama sebelum pemekaran ke dalam desa – desa lainnya yang berada di daerah Tanjung Pauh Mudik. Walaupun terjadinya Pemekaran Desa, masyarakat desa Tanjung Pauh Mudik dari segi adat dan tradisi kebudayaannya masih tetap sama.
Salah satu yang menarik tradisi adat di Desa Tanjung Pauh Mudik, dengan Desa-desa yang ada di kabupaten kerinci lainnya, adalah pelaksanaan Khutbah Hari Raya Aidul Fitri. Seperti yang kita ketahui, pembacaan khutbaah hari raya aidul fitri di daerah-daerah lain pada umumnya mengalami suatu perubahan dari tahun ke tahun disesuai dengan kondisi saat itu. Sementara Di Desa Tanjung Pauh Mudik memiliki keunikkan tersendiri yang sudah terjadi secara turun menurun dari orang tua – orang tua terdahulu sampai sekarang sistem pembacaan dan isi Khutbah hari Raya Aidul Fitri tidak mengalami perubahan walaupun masa berganti musim berubah.
Pelaksanaan dan isi Khutbah hari Raya Aidul Fitri oleh orang tua dahulu sudah dirancang khusus dengan isi nya yang memiliki makna nilai-nilai spiritual yang mendalam disertai dengan nada-nada yang menyannyat hati masyarakat di Desa Tanjung Pauh Mudik. Maka tidak bisa kita dipungkiri masyarakat desa tanjung pauh mudik yang berada di perantauan daerah orang pada umumnya ketika hari lebaran aidul fitri sudah datang mereka kembali ke desa tercintanya yakni desa Tanjung Pauh Mudik. Mereka merasakan bahwa lebaran di negeri orang tidak begitu menikmati hari raya aidul fitri bahkan mereka beranggapan lebaran di negeri orang terasa sepertinya tidak ada lebaran. Berbeda dengan di Desa Tanjung Pauh Mudik. Dimana Desa Tanjung Pauh Mudik oleh orang – orang Adat, orang tua cerdik pandai, alim ulama mereka telah berhasil membuat suatu kesepakatan menghasilkan sebuah adat tradisi masyarakat Tanjung Pauh Mudik di dalam pelaksanaan Pembacaan Khutbah Hari Raya Aidul Fitri yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan Khutbah Hari Raya Aidul Fitri daerah-daerah lainnya.
2. Khutbah Aidul Fitri Desa Tanjung Pauh Mudik
a. Pengertian Khutbah
Sebelum kita membahas secara lebih mendalam bagaimana bentuk prosesi pelaksanaan Khutbah di Desa Tanjung Pauh Mudik, terlebih dahulu, kita harus pahamia arti kata khutbah itu sendiri, menurut Tata Sukayat(2009 : 128) khutbah adalah ucapan, ceramah, pidato dan istilah-istilah lainnya yang semakna dengan khutbah menurut Moh Ali Azis, khutbah sudah bergeser dari pidato secara umum menjadi pidato atau ceramah agama dalam ritual keagamaan Sebab definisi khutbah sudah berubah makna dari pidato atau ceramah menjadi pidato yang khusus pada acara ritual keagamaan di atas, maka perbedaan khutbah dan pidato pada umumnya terletak pada adanya aturan yang ketat tentang waktu, isi dan cara penyampaian pada khutbah.
Moh Ali Azis (2015:3) menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW mengingatkan untuk berkhutbah dengan singkat dan padat. Sebab semakin padat dan singkat, semakin tampak kecerdasan pengkhutbah. Diksi juga menentukan perhatian dan kesan audiens. Hal ini yang harus dilakukan oleh oleh seorang pengkhutbah agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh audiens. Pemilihan topik juga harus diusakan agar menarik dan mudah diingat. Pesan
khutbah juga berisi pemberian motivasi kepada audiens, tidak hanya untuk semangat beribadah tetapi juga untuk semangat hidup.
b. Prosesi Penunjukkan Calon Khutbah Hari Raya Aidul Fitri
Sebelum pelaksanaan Khutbah hari raya Aidul Fitri, sebagaimana hasil dari wawancara dengan tokoh masyarat pucuk Adat Kamaluddin Gelar Depati Anum, Jum’at Tanggal 02 November 2018 di kediaman rumahnya Desa Pancuran Tiga Tanjung Pauh Mudik Menjelaskan bahwa “Proses penentuan Pembacaan Khutbah Lebaran Aidul Fitri di Desa Tanjung Pauh Mudik dimulai sejak awal-awal bulan Romadhan. Sistem Pemelihan Calon Pembacaan Khutbah di pilih berdasarkan sistem adat desa tanjung pauh mudik, yang sudah turun temurun sejak orang tua-tua dahulu sampai sekarang. Sebelum penunjukkan calon pembacaan khutbah lebaran para tokoh adat, pegawai masjid, imam masjid beserta kepala Desa 5 desa tanjung pauh mudik melakukan suatu perundingan yang bertempat di rumah gedang pucuk adat desa Tanjung Pauh Mudik. Perundingan dilaksanakan untuk memilih siapa yang bakal jadi calon untuk membaca khutbah lebaran hari raya Aidul Fitri. Sistem yang dilaksanakan untuk pemilihannya berdasarkan sistem kalbu, dimana sistem kalbu terdiri dari orang tuo nan limo yakni depati anum, depati didung, depati mudo, depati jayo mudo dan depati mangku rajo. Orang tuo nan limo ini masing-masing mempunyai anak batino dipemilihan dilaksanakan secara bergiliran yang ditentukan oleh orang Adat.
Setelah dapat calon yang ditunjukkan berdasarkan kalbu, maka proses selanjutnya orang yang terpilih tersebut diberikan teks khutbah hari raya aidul fitri untuk dibaca dan dipahami baik dari segi isi maupun dari syair irama membacanya. Pembaca khutbah hari raya aidul fitri sebelum hari raya aidul fitri melakukan latihan terbimbing, yang dibimbing oleh pegawai syarak, imam masjid, bilal dan khatib di desa Tanjung Pauh Mudik. proses latihan dilaksanakan pada malam hari yang bertempat di rumah calon pembaca khutbah itu sendiri. Lama waktu latihan persiapan pembacaan khutbah lebih kurang 25 hari sebelum hari raya Aidul Fitri.
Drs. H. M Nurdin berdasarkan hasil wawancara tanggal 2 november 2018 juga mengatakan bahwa Khutbah Lebaran Hari Raya Aidul Fitri ini dilaksanakan membutuhkan proses yang ketat. Artinya tidak semua orang bisa menjadi seorang pembaca khutbah lebaran. Karena khutbah lebaran hari raya Aidul Fitri di Desa Tanjung Pauh Mudik ini menggunakan irama yang menyayat hati. Dengan adanya irama tersebut khutbah lebaran desa tanjung pauh mudik memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan khutbah lebaran di daerah-daerah lain. Sehingga masyarakat desa tanjung pauh mudik khususnya ketika ia merantau ke negeri orang ketika hari lebaran sudah datang, ia selalu ingin pulang ke tanah kelahiran yakni desa tanjung pauh mudik, kebanyakan mereka beranggapan bahwa hari lebaran di daerah perantauan tempat tinggal orang lain tidak merasa begitu menikmati karena tidak ada yang unik dan menarik, suasana lebaran terasa seakan-akan tidak ada lebaran seperti hari biasa saja. Maka dari itu mereka ketika lebaran akan datang seminggu sebelum lebaran mereka sudah ada di tanah kampung tercinta berkumpul bertemu dengan keluarga mereka masing-masing yakni di Desa Tanjung Pauh Mudik.
Setelah selesai pembacaan Khutbah Lebaran maka pembaca khutbah lebaran tersebut di arak-arak bersama-sama oleh para pegawai syara, tokoh masyarakat, alim ulama pergi ke rumahnya untuk makan bersama menikmati syukuran yang dilakukan oleh pembaca khutbah hari raya Aidul Fitri itu sendiri.
c. Isi Khutbah Hari Raya Adil Fitri Desa Tanjung Pauh Mudik
Di Kabupaten Kerinci pada umumnya pembacaan Khutbah sebagai yang kita ketahui bersama selalu mengalami perubahan isi dari khutbah itu sendiri. Dan memiliki nilai-nilai spiritual berupa nasehat dan pengajaran tertentu dengan intonasi yang berbeda-beda.
Di Tanjung Pauh Mudik yang terdiri dari 5 desa pemakaran, yakni Tanjung Pauh Mudik, Pancuran Tiga, Punai Merindu, Sumur Jauh dan Bukit Pulai memiliki isi khutbah yang unik dengan irama menyanyat hati. Dimana isi khutbah sesuai dengan hasil wawancara tanggal 02 November 2018 dengan Drs. H M Nurddin selaku orang tua alim ulama cerdik pandai di Desa Tanjung Pauh Mudik beliau menjelaskan bahwa “ isi Khutbah Hari Raya Aidul Fitri Desa Tanjung Pauh Mudik menceritakan tentang nilai-nilai spiritual yang mendalam salah satunya tentang menceritakan orang – orang yang sudah meninggal sebelumnya.
Gambaran isi Khutbah Hari Raya Aidul Fitri seagaimana yang tertulis pada Article Blog Buya Mudo Desa Tanjung Pauh Mudik sebagai berikut :
ALLAHU AKBAR (3x)
Hai hamba Allah yang berhadir…
Betapakah kito hendak bersuko-suko hidup di atas dunia ini makan yang sedap-sedap, minum yang manis-manis ria dan takabbur, bermegah-megah sesama manusia, mengumpul harta benda sebanyak-banyaknya tiada tentu siang dan malam memuaskan nafsu kepada y6ang tiada hala, sedangkan ruh kaum kerabat kito, suami isteri kito, ibu bapak kito, anak-anak kito serta seluruh kaum kerabat kito yang telahmati terabu-abu di dalam kuburnya menerima siksa dari Malaikat Munkar dan Nakir tiada henti-hentinyo sampai hari kiamat.
ALLAHU AKBAR (3x)
Hai hamba Allah yang berhadir…
Suatu riwayat daripado orang yang saleh yang sempurna akalnyo. Apabila datang hari raya, maka digantungkannyo keduo kakinyo dan ditaburkannyo abu di atas kepalanyo. Maka ditanyo orang akan dio, hai orang yang saleh mengapa engkau berbuat yang demikian sedangkan hari ini hari rayo, hari basuko-suko. Lalu menjawab orang yang saleh itu, hai hamba Allah sebab aku pasung kedua kakiku karena aku ingat akan ruh kaum kerabatku berbaring di dalam kuburnyo tiada boleh io kesana kesini, sebab aku tabur abu atas kepalaku karena terabu-abu ruh kaum kerabatku di dalam kuburnyo disiksa oleh malaikat Munkar dan Nakir, sebab aku gantung kedua tanganku supaya lama aku berdoa kepada Allahhu Ta’ala mudah-mudahan Allahhu Ta’ala mengampuni dosa orang muslimin yang masih hidup dan yang telah mati.
Hai hamba Allah yang berhadir,
Pikirkan oleh kayo akan diri kito mau tidak mau musti masuk ke dalam kubur, bahwasanya kita tiada mengetahui apabila kita akan mati, sedangkan tando-tandonyo sudah ado pado kito: rambut yang hitam telah putih, telinga yang nyaring mendengar telah pekak, mata yang terang melihat telah rabun, lidah yang fasikh berkata-kata telah kelu (diam), badan kuat telah lemah. Telah berfirman Allahhu Ta’ala:
أين ما تكونوا يدرككم الموت ولو كنتم في بروج مشيدة
(النساء: 78)
Artinyo: Di mana saja ado kito musti menemui mati sekalipun di dalam peti besi yang kuat.
ALLAHU AKBAR (3x)
Hai hamba Allah yang berhadir…
Ingat oleh kito bahwasanyo kuburan kito menyeru kito tiap-tiap hari limo kali:
Yang pertama, hai anak Adam aku adalah rumah yang satu, maka jadikanlah diri engkau banyak-banyak membaca Qur’an.
Yang keduo, aku adalah rumah yang kelam tiada nampak suatupun, maka beri cahaya dengan banyak-banyak sembahyang malam.
Yang ketigo, aku adalah rumah tanah, maka beri hamparan dengan amal yang saleh.
Yang keempat, aku adalah rumah yang sangat sempit penuh dengan ular dan kalo, maka tolaklah dengan banyak-banyak membaca BISMILLAH HIRRAHMAN NIRRAHIM.
Yang kelimo, aku adalah rumah pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, maka banyaklah mengucap LAILAHA ILLALLAH MUHAMMADAR RASULULLAH.
Hai hamba Allah yang berhadir…
Apabila mati anak Adam maka lepaslah atasnya limo perkaro:
Yang pertama, , harta kito untuk ahli waris kito yang masih hidup.
Yang keduo, ruh kita unutk malaikat maut.
Yang ketigo, daging kito untuk makanan ulat.
Yang keempat, tolang kito untuk menjadi tanah.
Yang kelimo, kebaikan kito untuk seteru kito (menentukan kito).
Hai hamba Allah yang berhadir…
Setalah sampai ajal kito sesaat pun tiado dapat ditangguhkan dan ti ado dapat didahulukan da diakhirkan walau bagaimana pun pekik dan raung kita minta tolong kepada Allahu Ta’ala. Hai Tuhanku jangan di cabut nyawaku karena aku akan mengerjakan amal yang saleh, namun sia-sia. Firman Allahu Ta’ala:
ولن يؤخر الله نفسا إذا جاء أجلها والله خبير بما تعملون(المنافقون: 11)
Artinyo: Dan Allahu Ta’ala tidak dapat menangguhkan ajal atau kematian seseorang apabila datang waktunya, dan Allhu Ta’ala amat baik terhadap apa yang kita kerjakan.
Tiba-tiba datanglah Malaikat Maut menghampiri kito, mukonyo merah seperti besi yang sedang dipanaskan, keluar dari mulutnyo apa yang bernyala-nyala suaranya seperti bunyi petir , lalu berkato io: hai anak Adam…akulah malikat Maut datang kepada engkau untuk menceraikan ruh engkau dengan tubuh engkau dan aku segera mengeluarkan engkau dari alam dunia ini. Hai nak Adam… anak engaku yang engkau sayangi menjadi yatim, isteri, suami engkau akan tinggal menjadi jando harta engkau yang banyak dan engkau bermegah-megah dengan dio akan tinggal kepada waris engaku yang benci kepada engaku semasa hidup, sebab engkau bakhil dan tamak. Pado ketiko itu kito meraso haus, lapar dan dahago yang tiado terhingga walau diberi minum akan kito sebanyak air di lautan tiado lepas dahaga kito dan kepala kito mengangguk-angguk, mato kito yang hitam menjadi putih. Dan disaat itu kito melihat apa yang belum pernah kito lihat, tibo-tibo dengan izin Allahu Ta’ala datang lah Iblis Laknatullah akan menipu kito, diperlihatkannya kepada kita apa yang kita sayangi. Berkatalah Iblis Laknatullah itu kepada kita: Hai pulan… tinggalkanlah agamamu, katakanlah Tuhan itu duo, supa terlepas engaku dari kesakitan mati. Jika lemah iman kito terpedayo kito oleh tipuan Iblis Laknatullah itu sedangkan kito pado waktu itu dalam menghadapi Sakratul Maut yang sangat payah dan letih, kaum kerabat kito mengajar atau menalkin kito dengan kalimah LAA ILAAHA ILLALLAH tiada terjawab oleh kita, karena kesakitan mati itu melengkapi segala badan dan ruh, apalagi pada waktu itu lidah kito telah kaku, telingo kito telah pekak, mata kito telah rabun, tida daya dan upaya, nmaun malaikat Maut segera menarik dan mencabut nyawa kita dengan sekeras-kerasnya dan menceraikan ruh kita dengan tubuh kita.
Dari bentuk paparan sebagian isi khutbah lebaran hari raya Aidul fitri di atas, memiliki makna tersendiri yang memiliki arti mendalam terutama buat masyarakat desa Tanjung Mudik yang terdiri dari lima desa tersebut.
KESIMPULAN
Desa Tanjung Pauh Mudik, desa yang di dalamnya terdiri dari orang tua cerdik pandai, alim ulama, tokoh adat memiliki ciri khas yang unik baik dari segi isi mapun dari segi irama dalam pembacaan khutbah hari raya aidul fitri dibandingkan dengan daerah –daerah lainnya di kabupaten kerinci.
Syair dan isi Khutbah Hari raya Aidul Fitri memiliki syair yang menyanyat hati dan isinya yang menceritakan orang – orang yang telah meninggal dunia sehingga masyarakat tanjung pauh mudik pada umumnya tidak bisa meninggalkan lebaran di daerah nya sendiri. Mereka pada umumnya lebih memilih lebaran di desa tanjung pauh mudik dibandingkan dengan lebaran di daerah tempat lain.
Proses pelaksanaan Khutbah Lebaran dilaksanakan dengan sistem penunjukkan oleh orang adat, pegawai syara, bilal dan khatib mesijid besrta dengan kepala desa yang ditunjuk berdasarkan Kalbu dari anak batino yang dilaksanakan awal bulan ramadhan di rumah gedang pucuk adat Desa Tanjung Pauh Mudik. setelah selesai pembacaan khutbah pembaca khutbah di arak-arak bersama ke rumahnya untuk memenuhi syukuran lebaran dengan makan bersama-sama di rumah Pembaca Khutbah Itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Tata Sukayat , Quantum Dakwah (Jakarta: Rineka Cipta,2009), hlm. 128
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Edisi Revisi) (Jakarta: Kecana, 2012), Cet. Ke
http://buyamudo.blogspot.com/2013/11/khutbah-id-fitri-di-tanjung-pauh-kerinci.html Akses Jum’at Tanggal 02 November 2018
Wawancara Alim Ulama tanggal 02 november 2018
Wawancara Tokoh Adat tanggal 02 november 2018
0 comments :