Friday, September 27, 2019

KARYA ILMIAH BEST PRACTICE

OKE MHD AMIN     September 27, 2019    



MEDIA PRESENTASI INTERAKTIF
(MPI)



Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Tema Indahnya Kebersaman  Melalui Pendekatan
“S I C A N T I K”









Oleh :

MUHAMMAD AMIN,S.Pd
NIP. 19840618201001 1014


SDN NO.010/XI PONDOK AGUNG
KECAMATAN PONDOK TINGGI
KOTA SUNGAI PENUH
THN. 2016


LEMBAR PENGESAHAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Tema Indahnya
Kebersaman  Melalui Pendekatan
“S I C A N T I K”



KARYA TULIS ILMIAH “BEST PRACTICE”




Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat
Guru Berprestasi Thn. 2017






Mengetahui
Kepala SDN No.010/XI Pondok Agung




           FITRI SUSILAWATI,S.Pd
            NIP :197211061995022001        Sungai Penuh,   April 2017
Penulis





    MUHAMMAD AMIN,S.Pd
           NIP. 19840618 201001 1 014



KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat ridho dan rahmat-Nya Insya Allah penulis dapat menyusun Karya Tulis ini Untuk meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Siswa dan merasa bertanggung jawab terhadap gelar Keprofessionalitas guru yang disandangkan.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, laporan PTK ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada :
1.    Bapak Zalmi Pardizal,S.PdI, Selaku Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Pondok Tinggi
2.    Ibu Hj. Eli Desrita, S.Pd, dan Ibu Rosda Elita, S.Pd selaku Pengawas Binaan Kecamatan Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh
3.    Ibu Fitri Susilawati, S.Pd.SD Selaku Kepala Sekolah SD 010/XI PondokAgung
4.    Rekan-rekan Guru seprofesi SD 010/XI Pondok Agung dan semua pihak yang telah memberikan masukan demi perbaikan penulisan PTK ini.
5.    Yang istimewa Isteri tercinta Vivi Yudesma anak-anak tersayang Via Aulia Rahma, dan Meysha Avikah Rahma yang telah memberi dukungan dan semangat Penulis untuk menyusun laporan PTK ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sesederhana mungkin untuk kesempurnaan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari Pembaca laporan Karya Inovaif ini demi perbaikan dalam penyusunan laporan di masa mendatang.
  Sungai Penuh,    Mei 2017
   Penyusun


MUHAMMAD AMIN, S.Pd
NIP 19840618201001 1 014

DAFTAR ISI

Halaman Depan   
Halaman Pengesahan   
Kata Pengantar    
Daftar isi   
Bab I Pendahuluan
1.1.    Latar Belakang Masalah   
1.2    Pemecahan Masalah   

Bab II Kajian Teori
2.1. Pembelajaran Aktif dan Kreatif     5
2.2. Pengertian Pembelajaran     2
2.3. Pengertian Prestasi Belajar     7
2.4. Pengertian Media Pembelajaran     9
2.5. Peran guru menggunakan TIK dalam Pembelajaran    12

Bab III Penerapan Sicantik (Siswa Creatif, Aktif  Memanfaatkan TIK)
3.1.  Penerapan Sicantik ( Siswa Creatif, Aktif Memanfaatkan TIK dalam Pembelajaran)     14
3.2 Hasil yang dicapai     16

BAB  IV Kesimpulan dan Saran
4.1. Kesimpulan     18
4.2. Saran     18

DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang Masalah
    Proses Pembelajaran yang di SD 010/XI Pondok Agung Kota Sungai Penuh selama ini berlangsung dengan pendekatan konvensional, yaitu suatu pendekatan pembelajaran dimana guru menjelaskan materi ajar di depan kelas dengan memanfaatkan bantuan papan tulis dan siswa mendengarkan penjelasan guru.  Penjelasan guru di depan kelas biasanya diawali dengan menjelaskan materi ajar sambil menuliskan beberapa hal penting di papan tulis dan selanjutnya diikuti dengan memberikan contoh-contoh soal yang berkaitan atau relevan dengan materi yang diajarkan. Contoh soal yang diberikan biasanya juga diselesaikan oleh guru di papan tulis lalu siswa mencatatnya. Siswa secara pasif mengikuti penjelasan guru dan mencatat semua yang dicatatkan guru di papan tulis.
    Di dalam mengerjakan contoh soal tersebut guru juga lebih menekankan pada langkah-langkah dalam menyelesaikan persoalan dari pada mengedepankan bagaimana siswa dapat memahami materi ajar yang dijelaskan. Karena kondisi tersebut lebih menitik beratkan pada langkah-langkah menyelesaikan soal, maka siswa lebih terfokus mencatat apa yang dicatat guru di papan tulis dari pada berusaha memahami materi yang mereka pelajari. Hal ini dikarenakan guru biasanya juga memberikan soal latihan sama seperti contoh soal yang diberikan sebelumnya.  Keberhasilan belajar siswa biasanya juga dilihat dari kemampuan mereka menerapkan langkah-langkah yang dicatat tadi. Siswa lebih peduli pada tahapan penyelesaian soal dari pada mereka memahami untuk apa tahapan tersebut dilakukan.   Konsekuensi dari pola pembelajaran seperti ini adalah siswa menjadi pasif dan siswa tidak mendapatkan pembelajaran yang diikuti menjadi bermakna. Dalam hal ini siswa hanya menerima, mencatat dan hanya belajar dari apa yang mereka catat dan penjelasan guru.
    Salah satu faktor yang menyebabkan siswa sering merasa bosan dan  tidak memahami materi pelajaran adalah penyampain materi pelajaran yang  kurang menarik dan kurangnya komunikasi antara guru dan siswa dalam  pembelajaran. Untuk itu perlu dicari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Guru sebagai pengajar menjadi fokus dalam kegiatan belajar mengajar, karena peranannya yang sangat menentukan guru harus mampu mentransformasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa. Melalui proses belajar mengajar guru harus mampu mengetahui kesulitan yang dialami siswa dan mencari alternatif pemecahannya. Sedangkan sebagai perencana pengajaran, guru diharapkan mampu merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Salah satu alternatif yang dapat membuat pembelajaran Indahnya Kebersamaan lebih menarik dan siswa dapat berperan aktif adalah diciptakannya suatu media pembelajaran.
    Kondisi guru yang dominan dalam pembelajaran tersebut tidak hanya berlaku dalam pembelajaran dikelas tinggi saja tetapi juga dalam pembelajaran lain di kelas rendah di SD 010/XI pondok Agung Kota Sungai Penuh.  Dapat dikatakan bahwa semua mata pelajaran diberikan dengan cara konvensional dan guru menjadi pusat pembelajaran di kelas sedangkan siswa sebagai orang seharusnya belajar tidak menjadi pasif dan tidak terlibat dalam pembelajaran tersebut.  Oleh karena itu pembelajaran seperti ini menjadi pembelajaran yang tidak mendukung siswa untuk berkembang secara optimal sesuai dengan tahapan perkembangan pola fikir siswa tetapi juga menghambat tumbuhnya kreativitas berpikir siswa secara optimal.
    Dapat dikatakan bahwa pembelajaran seperti tersebut di atas dimana guru mendominasi kelas dan siswa secara pasif menerima pembelajaran telah gagal memberikan dukungan dan menfasilitasi siswa untuk berkembang secara optimal dalam memahami materi ajar yang mereka pelajari. Menurut penulis pola pembelajaran konvensional seperti ini perlu untuk diperbaiki dan diubah agar siswa bisa berkembang secara optimal dan bisa terlibat selama pembelajaran di kelas. Optimlisasi perkembangan anak tidak hanya menjadi target pembelajaran tetapi juga harus menjadi tujuan pendidikan secara lebih luas. Pemilihan metode mengajar dan media pembelajaran yang tepat yang dapat memberikan peluang kepada anak untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan dapat berkembang secara lebih optimal.
    Pembelajaran baik di kelas tinggi dan kelas rendah di SDN No.010/XI Pondok Agung memerlukan perhatian yang lebih khusus dan spesifik untuk menyelesaikan dengan pola dan tahapan berpikir anak. Pada Proses Pembelajaran dituntut Anak bukan saja diberi kesempatan untuk berpikir tingkat rendah tapi juga diperlukan berpikir tinggi tinggi (HOTdan LOT) untuk berpikir tingkat tinggi pada kelas tingggi dan rendah berada pada tahapan berpikir yang konkrit. Artinya anak akan lebih mudah belajar melalui benda nyata dari pada penjelasan yang abstrak di papantulis. Oleh karena itu menggunakan media pembelajaran yang dapat membuat materi ajar menjadi konkrit akan dapat membantu siswa berkembang secara lebih baik dan memahami pembelajaran secara lebih baik.
    Disamping itu juga masa pembelajaran anak di Sekolah Dasar pada hakikatnya masih pada tahapan belajar sambil bermain. Hal ini berarti menggunakan bahan ajar yang dapat membawa anak bermain dan sekaligus belajar akan memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dan memberikan pembelajaran yang menyenangkan akan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anak belajar secara aktif dan bermakna.

1.2.    Pemecahan Masalah
    Salah satu media pembelajaran yang dapat memenuhi kriteria membawa materi ajar indahnya kebersamaan menjadi lebih konkrit dan juga memberi ruang kepada anak untuk bermain dan belajar menggunakan Pendekatan  Sicantik (Siswa Creatif, Aktif Memanfaatan TIK  dalam Pembelajaran).  Dalam Proses Pembelajaran Media Audio Visual berupa Media Presentasi Interaktif (MPI) Power Point yang sudah penulis rancang sebelum memulai proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1.    Pembelajaran Aktif dan Kreatif
1)    Guru aktif :
a)    memantau kegiatan belajar siswa,
b)    memberi umpan balik,
c)    mengajukan pertanyaan yang menantang,
d)    mempertanyakan gagasan siswa.
2)    Siswa aktif :
a)    membangun konsep bertanya,
b)    bertanya,
c)    berkerja, terlibat dan berpartisipasi,
d)    menemukan dan memecahkan masalah,
e)    mengemukakan gagasan,
f)    mempertanyakan gagasan.

2.2.    Pembelajaran Kreatif
1)    Guru kreatif :
a)    mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam,
b)    membuat alat bantu belajar,
c)    memanfaatkan lingkungan,
d)    mengelola kelas dan sumber belajar,
e)    merencanakan proses dan hasil belajar.

2). Siswa kreatif :
a)    membuat/merancang sesuatu
b)    menulis/mengarang

2.2 .Pengertian Pembelajaran
    Menurut Sudjana (1986:12), pengertian pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Ada empat persoalan yang menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam pembelajaran. Keempat komponen tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Keempat komponen tersebut yaitu tujuan, metode dan alat serta penilaian.
Nasution (2000:75), mendefinisikan pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik agar dapatbelajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, guru berfungsi sebagai fasilitator.
Menurut Suyitno (1997:1), pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi,minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.
Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan dalam proses pengajaran, tujuan tersebut berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran.  Komponen yang kedua yaitu metode dan alat. Metode dan alat digunakan dalam pengajaran dipilih atas dasar tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Komponen yang lain adalah penilaian, penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan pembelajaran, yaitu menghasilkan perubahan seperti yang disebut dalam pengertian belajar. Peranan guru dalam kegiatan belajar dan pembelajaran adalah membentuk siswa mencapai tujuan belajar yangtelah ditentukan. Untuk tujuan tersebut siswa melakukan kegiatanbelajar, dengan cara dan kemampuan masing-masing.
Menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen, tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponen di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran tentang mata pelajaran Matematika dalam operasi hitung bilangan cacah.  Pembelajaran yang akan dilaksanakan ini memanfaatkan media permainan kartu angka sebagai sarana pembelajaran dalam mata pelajaran Matematika.

2.3.  Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian prestasi belajar menurut beberapa tokoh antara lain yaitu prestasi belajar menurut Purwanto (1994:84) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Menurut Poerwadarminto (1996:700), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dilambangkan oleh mata pelajaran yang lazim ditunjukkan oleh tes ataupun angka yang diberikan oleh guru. Menurut KBBI(1995:787) pretasi belajar adalah penguasaan ketrampilan atau pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Winkel yang dikutip oleh Wicaksono (2003:6), menjelaskanbahwa prestasi belajar adalah bukti usaha yang dapat dicapai. Arikunto (dalam Wicaksono, 2003:6), menjelaskan prestasi belajar adalah hasil belajar siswa setelah  menguasai atau belum menguasai secara keseluruhan suatu bahan pelajaran sehingga perlu adanya suatu perbaikan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar. Hasil belajar ini akan tampak dalam suatu prestasi yang dicapai oleh siswa yaitu tingkat keberhasilan siswa yang dicapaidalam usaha belajar pada jenjang pendidikan tertentu yang dinyatakan dalam angka yang tercantum pada buku rapor pada tiap semester.
Untuk dapat mencapai prestasi belajar yang baik sangat tergantung dari faktor yang mempengaruhi belajar. Menurut Anni(2004:11), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalahsebagai berikut:
(a) Faktor pada diri orang yang belajar (faktor internal), yangmasih dapat dibagi menjadi dua:
1) Keadaan fisik, keadaanfisik yang sehat, kuat, akan menguntungkan hasil belajar,
2) Keadaan mental atau psikologi, yaitu fungsi-fungsi yangberperan dalam hubungannya dengan belajar yakni: ingatan,perhatian, minat, kecerdasan, motivasi, kemauan dan pikiran.
(b) Faktor diluar diri orang yang belajar (faktor eksternal), yangterdiri dari tiga macam:
1) Alam atau fisik seperti iklim,sirkulasi udara, keadaan cahaya dan sebagainya,
2) Faktor sosial atau psikologis, disini yang terutama faktor pembimbing/guru yang mengarahkan serta membimbing kegiatan orang yang belajar serta yang menjadi salah satu sumber materi belajar,
3)   Sarana-prasarana baik fisik maupun non fisik memainkan peranan penting dalam mencapai hasil belajar (gedung, kelas, perlengkapan, laboratorium, perpustakaan, buku pelajaran, alat-alat peraga), sedang suasana yang paedagogis, tenang, gembira, adalah sarana prasarana yang non fisik.
Dari penjelasan tentang faktor yang mempengaruhi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar itu tidak dapat dicapai secara kebetulan saja, tetapi harus diusahakan melalui berbagai usaha. Prestasi belajar juga merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan melalui proses perubahan tingkah laku yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang kualitasnya diukur dengan nilai tes atau angka nilai serta kemampuan intelektual moral dan ketrampilan.

2.4.  Pengertian Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu diucapkan oleh guru melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.  Dengan demikian, anak didik lebih mudah
mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Menurut Sadiman, dkk (2002:6), media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Media pembelajaran menurut Briggs yang dikutip oleh Sadiman, dkk (2002:6), adalah segala alat fisik yang dapat menyajikanpesan serta perangsang peserta didik untuk belajar seperti buku, film,kaset, film bingkai, dan lain-lain.
Sementara itu, Gagne yang dikutip oleh Sadiman, dkk (2002:6), mendefinisikan media pembelajaranadalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapatmerangsangnya untuk belajar.
Sedangkan menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (NationalEducation Association/NEA) media adalah bentuk-bentuk komunikasibaik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Mediahendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.
Dari beberapa definisi media yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran itu banyak jenisnya, namun demikian media itu dapat diklasifikasikan menjadi media visual (media gambar dan grafis, media papan, media dengan proyeksi), media audio (tape recorder dan radio), media audiovisual (televisi, VCD, internet, video cassete), benda asli dan orang.  Peta termasuk pada klasifikasi media visual karena berbentuk gambar dan grafis tentang permukaan bumi.
Dalam kerangka proses pembelajaran yang dilakukan guru, dengan digunakannya media pembelajaran maka peserta didik yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat terhindar dari gejala verbalisme atau mengetahui kata-kata yang disampaikan guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya.
2.4. Peran TIK Berbasisi Power Point Dalam Pembelajaran
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikanpengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
1.    Dari pelatihan ke penampilan,dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
2.    Dari kertas ke “on line” atau saluran,
3.    Fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
4.    Dari waktu siklus ke waktu nyata.
Teknologi informasi dan komunikasi yang pada mulanya adalah alat hiburan dan alat penyampaian pesan-pesan penerangan, bukan desain untuk tujuan pembelajaran. Kemudian banyak para ahli melihat potensi yang ada pada media ini untuk dimanfaatkan bagi pendidikan. Setelah dilakukan berbagai percobaan dan penelitian, terlihat potensi yang besar dan luas dari media ini untuk digunakan menjadi alat penyampaian pesan-pesan pembelajaran.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia secara manual bisa digantikan oleh mesin. Informasi dan komunikasi dapat diakses dengan mudah dan cepat sesuai kebutuhan. Dengan demikian kemajuan IPTEK telah mempengaruhi semua ruang lingkup kehidupan, termasuk juga dalam dunia pendidikan
Syaiful Bahri (1995:136) menjelaskan didalam kegiatan belajar mengajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan pelajaran dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat.
    Media disini sangat penting untuk menarik siswa untuk mau belajar dan membuat siswa antusias dengan materi yang diberikan. Ada berbagai media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Komputer sebagai sarana untuk menyajikan informasi dapat dimanfaatkan diberbagai bidang. Dalam sektor pendidikan pemanfaatan komputer sudah berkembang tidak hanya sebagai alat yang hanya dipergunakan untuk membantu urusan keadministrasian saja, melainkan juga sangat dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi Sebagai contoh, dengan adanya komputer multimedia yang mampu menampilkan gambar maupun tulisan yang diam dan bergerak serta bersuarasudah saatnya komputer dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan mediapembelajaran yang efektif dan menarik. Hal semacam ini perlu ditanggapi secara positif oleh para guru sekolah menengah, khususnya guru di Sekolah Dasar Sebagai media, salah satu manfaat komputer bagi guru adalah dapat dipergunakan sebagai alat bantu  dalam menyiapkan bahan ajar maupun dalam proses pembelajaran sendiri. Oleh karena itu sudah semestinya para guru mengetahui manfaat komputer dalam proses belajar mengajar dan mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Dengan kemajuan teknologi diharapkan guru dapat membuat suatu media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk dapat dipergunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun diluar sekolah secara mandiri. Media ini  diharapkan dapat mewakili peranan guru sehingga siswa dapat belajar dan memperoleh informasi dan dapat berkomunikasi secara tidak langsung terhadap materi yang sedang dipelajarinya.Salah satu software yang digunakan untuk membuat media pembelajaran adalah program Microsoft Powerpoint. Program ini dapat menampilkan informasi yang berupa tulisan, gambar-gambar, animasi serta dapat menampilkan suara sehingga siswa dapat berkomunikasi secara tidak langsung dalam proses belajar mengajar.

2.5. Peran guru menggunakan TIK dalam Pembelajaran
Guru adalah pekerja yang professional yang harus mempunyai kompetensi dibidang yang diampunya. Salah satu kompetensi guru adalah Menggunakan TIK dalam Proses Pembelajaran. Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan
bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing.
Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai partisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di luiar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionalismenya.


BAB III
PENERAPAN  SICANTIK ( SISWA  CREATIF,AKTIF MEMANFAATKAN TIK)

3.1  Penerapan Sicantik ( Siswa Creatif, Aktif Memanfaatkan TIK dalam Pembelajaran)
Di dalam Proses Pembelajaran yang berlangsung di SD No.010/XI Pondok Agung, khususnya di kelas Tinggkat Tinggi yaitu kelas IV pada  Tema Indahnya Kebersamaan Sub Tema Keberagaman Budaya Kurikulum 2013, penulis menerapakan media pembelajaran TIK dalam bentuk Progam PowertPoint yang sudah dirancang khusus dalam bentuk software sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berlangsung.
Sebelum penulis memaparkan proses penerapan dalam belajar, terlebih dahulu penulis ingin menggambarkan langkah proses pembuatan media pembelajaran menggunakan power point sebagai media pembelajaran interaktif dalam pembelajaran.
Adapun langkah pembuatan media pembelajaran yang penulis gunakan adalah :
1.    Mencari Bahan Ajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan.
2.    Menbrowsing Gambar, Video yang relevan dengan materi di Internet
3.    Mendesain Tampilan Slide Power Point dengan tampilan gambar yang menarik yang sudah di disain di Photosop sesuai materi
4.    Membuat Media Presentasi Interaktif (MPI) di Media Powert Point dengan memberikan tombol menu supaya menjadi menarik
5.    Mengklaborasikan materi dengan  gambar, Video Berkaitan Materi, Video Scribe  beserta dengan animasi yang menarik ke dalam Power Point.
6.    Untuk Penilaian Penulis Menggunakan Sistem Quis sebagai penarik motivasi belajar siswa yang sudah terancang dengan baik
7.    Uji Coba Program Aplikasi yang sudah dirancang sambil mengrefleksikan dimana kekurangan
8.    Media Presentasi Interaktif berbasis power point siap digunakan.

        Dari langkah-langkah pembuatan media pembelajaran interaktif (MPI)  berbasis powert point diatas langkah selanjutnya penulis menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan kebutuhan penulis dalam mengajar seperti Leptop, Speaker, Infocus kemudian Layar Proyektor untuk menampilkan bahan ajar.  Disamping itu juga Penulis juga membagikan soft copy matari yang sudah siap sehingga siswa bisa mengulang lagi materi yang telah diajarkan.

Skema Pembuatan Media Pembelajaran Berasis Power Point
















3.2. Hasil Yang Dicapai
Di Sekolah Dasar Negeri No.010/XI Pondok Agung, dengan menggunakan pendekatan sicantik pada Tema Indahnya Kebersamaan Sub Tema Keberagaman Budaya Bangsa Ku terlihat jelas semangat belajar anak menjadi meningkat, anak bisa lebih fokus terhadap materi ajar sehingga keaktifan dan  hasil belajar  menjadi meningkat hal terlihat nilai capaian siswa sewaktu melakukan evaluasi  akhir pembelajaran ternyata diatas rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM ) yang telah ditetapkan sebelumnya.
     Pada Kegiatan awal pembelajaran anak biasanya  menyanyi bersama lagu-lagu Wajib. Dengan media pembelajaran ternyata mempermudah proses pembelajaran, Anak didik tinggal memilih saja lagu wajib yang ingin dibawakannya, yang sudah disiapkan sebelumnya dalam bentuk jenis-jenis musik intrumen lagu wajib yang relevan dengan tema pembelajaran. Dalam menyanyi di iringi musik menggunakan speaker yang sudah disediakan sehingga anak menjadi senang dan bersemangat untuk membuka dan memulai pembelajaran
 Waktu tampilan disesuaikan dengan alokasi waktu lalu dilanjutkan dengan session Quis. Anak-anak lebih bersemangat jika video itu ada musiknya yang sudah diklaborasikan dalam media power point tersebut. Kegiatan ini menghasilkan anak yang antusias dan bersemangat dalam belajar karena diberikan kesempatan untuk monoton tayang yang berkaitan dengan materi sehinga anak tidak bosan. Untuk anak yang rasa ingin tahunya besar biasanya akan terus meminta agar guru mencari lagi vidoe bahan cerita yang disenanginya. Melalui media inipun anak-anak lebih konkrit/ jelas membandingkan benda, gambar alam, tumbuhan,reaksi alam, atau tokoh
Hal ini mengindikasikan bahwa Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 khusus pada Tema Indayhnya Kebersamaan Sub Tema Keberagmaan Budaya peran media pembelajaran interaktif berbasis Power Point sangat membantu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.  Karena siswa menjadi aktif alam belajar , dengan mengamati secara langsung paparan materi yang sudah dirancang khusus yang dilengkapi berbagai vidoe Pembelajaran, Video Scribe serta  gambar yang berkaitan dengan materi ajar, yang dapat diamati menggunakan layar proyektor disamping itu siswa dapat memutarkan ulang materi yang diajarkan untuk pemahaman lebih dalam di luar jam sekolah.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis dari paparan yang sudah penulis tuangkan pada halam sebelumnya adalah sebagai berikut :
1.    Dengan menerapkan pendekatan sicantik belajar siswa menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan
2.    Ketrampilan menggunakan komputer dan teknologi  informasi menjadi kebutuhan dalam mengembangkan diri guru dan pembelajarannya.
3.    Penerapan sicantik meningkatkan motivasi belajar anak dan membangkitkan rasa ingin tahu tentang banyak hal.
4.    Memberikan apresiasi dan inspirasi untuk dapat berkreasi sendiri bagi guru dan siswa.

B.    Saran
        Semoga dengan menggunakan Pendekatan Sicantik (Siswa Creatif, Aktif  menfaatkan TIK ) ini dapat Meningkat Keaktifan dan Hasil Belajar siswa disamping itu juga dapat meningkatkan kompetensi guru sebagai pendidik sehingga sterwujudlah pembelajaran yang menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA


Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada. Departemen Pendidikandan Kebudayaan. 1998. Permainan Tradisional Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Azwan. 1996. Strategi Belajar Mengajar.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Edisi ke 6 Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Lattuheru, Jhon D. 1988. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud Ditjen P2LPTK.
http://eprints.ums.ac.id/10911/3/bab.1.pdf


0 comments :

About us

Common

Category

FAQ's

Category

FAQ's

© 2011-2014 Guru Sekolah Dasar. Designed by Bloggertheme9. Powered By Blogger | Published By Blogger Templates .